Humas – Dalam rangka memperkuat pemahaman dan penerapan moderasi beragama, IAIN Palangka Raya menyelenggarakan sosialisasi penguatan moderasi beragama dengan mengundang MUI Provinsi Kalimantan Tengah, FKUB Provinsi Kalimantan Tengah, PC Muhammadiyah, PCNU, Polda Kalimantan Tengah, IAHN Palangka Raya, IAKN Palangka Raya, Kanwil Kemenag Kalteng, dan IAIN Palangka Raya pada Selasa (15/09) di Aula Pascasarjana.
Acara ini dibuka oleh Dr. Hj. Rofikatul Karimah, S.Ag., M.Si., yang menekankan pentingnya moderasi beragama dalam kehidupan sosial dan akademik.
Dr. Hj. Rofikatul Karimah dalam sambutannya menyatakan bahwa moderasi beragama adalah kunci untuk menjaga keharmonisan antarumat beragama, baik di lingkungan masyarakat maupun di dunia pendidikan. “Pemahaman yang moderat tentang agama dapat menjadi pondasi untuk mencegah intoleransi dan menciptakan kerukunan di tengah masyarakat yang beragam,” ungkapnya.
Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber yang kompeten dalam memberikan penguatan terkait moderasi beragama. Dr. Ahmadi, M.Si., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, memaparkan visi, misi, kebijakan, serta arahan kebijakan moderasi beragama yang telah dirumuskan oleh Kementerian Agama. Ia juga menjelaskan nilai-nilai dasar yang menjadi pegangan dalam penguatan moderasi beragama, yang sejalan dengan visi lembaga pendidikan dalam menciptakan masyarakat yang harmonis.
Selain itu, dua fasilitator, Syaifullah, M.Pd., dan I Ketut Agus Muliana, S.Ag., M.Fil. H., menjelaskan tentang pentingnya analisis sosial menggunakan konsep gunung es. Mereka menggambarkan bagaimana sikap, perilaku, dan pandangan terhadap agama tidak hanya terlihat dari permukaan, tetapi juga dipengaruhi oleh asumsi-asumsi mendasar yang ada di bawahnya.
Kampus juga menghadirkan Dr. Iklillah Muzayyanah Dini Fajriyah, M.Si., instruktur nasional moderasi beragama dari Kementerian Agama, yang memaparkan konsep mendalam tentang moderasi beragama. Ia menekankan bahwa moderasi beragama bukan hanya soal keberagaman, melainkan cara berpikir, bertindak, dan mengambil sikap yang proporsional dan toleran dalam menjalani kehidupan beragama. Dalam sesi ini, dilakukan bedah kata kunci mengenai moderasi beragama, yang membantu peserta memahami inti dari konsep ini secara komprehensif.
Sebagai bagian dari kegiatan, panitia juga melaksanakan pre-test dan post-test untuk mengukur pemahaman peserta sebelum dan setelah mengikuti sosialisasi. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan memberikan dampak positif bagi peserta.
