Humas – Dalam rangka mendukung ketahanan pangan dan menciptakan lingkungan belajar yang inovatif, Tim MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) dari IAIN Palangka Raya melaksanakan pengadaan aquaponik sederhana di MA Hidayatul Insan Palangka Raya. Program ini merupakan bagian dari inisiatif pemberdayaan sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan praktis siswa sekaligus mendukung pembelajaran berbasis proyek yang terintegrasi dengan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Kegiatan ini mendapat antusiasme yang besar dari para siswa dan guru. Dengan menggunakan sistem aquaponik, tanaman dan ikan dipelihara dalam ekosistem yang saling menguntungkan. Teknologi sederhana ini memungkinkan siswa belajar tentang siklus hidup tanaman, pemeliharaan ikan, dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
Ketua tim MBKM IAIN Palangka Raya, menyampaikan bahwa program aquaponik ini dirancang untuk memperkenalkan siswa pada konsep pertanian modern yang ramah lingkungan. Selain itu, kegiatan ini relevan dengan Proyek P5, yang mengajarkan siswa untuk lebih mandiri, kreatif, dan bertanggung jawab dalam menjaga lingkungan. “Aquaponik adalah solusi tepat untuk mengajarkan keterampilan abad 21, yang tidak hanya mendukung pembelajaran sains, tetapi juga keterampilan hidup yang penting bagi masa depan,” ujarnya.
Sekolah MA Hidayatul Insan, mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh Tim MBKM IAIN Palangka Raya. Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini sejalan dengan visi sekolah untuk mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki kesadaran lingkungan yang tinggi.
Pengadaan aquaponik sederhana ini diharapkan dapat terus berkembang dan menjadi model pembelajaran kontekstual yang dapat diaplikasikan secara lebih luas di sekolah-sekolah lain di Palangka Raya. “Dengan adanya proyek ini, siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga langsung mempraktikkan apa yang mereka pelajari di kelas ke dalam kehidupan nyata.”
Selain sebagai sarana edukasi. Penerapan sistem yang mudah dan hemat lahan ini memungkinkan sekolah untuk memproduksi sayuran dan ikan secara berkelanjutan, sekaligus mengurangi dampak lingkungan.
Kegiatan ini merupakan salah satu wujud Belajar nyata penerapan konsep Merdeka yang tidak hanya terfokus pada pengajaran di dalam kelas, tetapi juga mendorong siswa untuk belajar dari lingkungan sekitar melalui praktik nyata yang bermanfaat langsung bagi masyarakat.
