Humas – Jumat (25/10), mahasiswa IAIN Palangka Raya, yaitu Reski Saputa, Muhammad Nor, Vera Norfianti Putri, dan Rini Rianty, mengikuti pelatihan penelitian dan pengelolaan lahan gambut di UPT Laboratorium Lahan Gambut-CIMTROP Universitas Palangkaraya. Pelatihan ini bertujuan memberikan pemahaman mendalam tentang pengelolaan lahan gambut sebagai sumber daya alam yang bernilai tinggi serta penting dalam menjaga ekosistem.
Para peserta mendapatkan materi lengkap mulai dari sejarah terbentuknya lahan gambut, karakteristiknya, hingga langkah-langkah pengelolaannya. Mereka juga dibimbing untuk mengukur pH tanah, mengenali jenis-jenis tanah gambut, serta belajar metode pengambilan sampel dan teknik uji tanah gambut.
Selain itu, mahasiswa dibekali wawasan singkat mengenai flora, fauna, dan kehidupan perikanan yang ada di ekosistem gambut tersebut.
Kegiatan pelatihan ini tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga melibatkan praktik langsung di lapangan. Mahasiswa berkesempatan mengoperasikan alat-alat yang sebelumnya dipelajari untuk mengeksplorasi ekosistem unik di hutan gambut. Mereka melihat berbagai keanekaragaman hayati, termasuk flora dan fauna langka, seperti orangutan dan beragam spesies ular, serta pohon-pohon khas gambut yang menjulang tinggi.
Pihak UPT Laboratorium Lahan Gambut CIMTROP dan Yayasan Borneo Nature Foundation (BNF) yang dipimpin oleh Dr. Simon John Husson menyambut baik inisiatif penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa. Bahkan, mereka membuka peluang kolaborasi lebih lanjut melalui Memorandum of Understanding (MoU) antara IAIN Palangka Raya dengan BNF.
Pihak UPT juga mengajak mahasiswa untuk menjadikan lahan gambut ini sebagai objek penelitian tesis atau tugas akhir, dengan dukungan penuh dari para ahli dan fasilitas yang ada.
Ekosistem lahan gambut di Kalimantan Tengah menyimpan kekayaan alam yang unik dan jarang ditemui di tempat lain. Namun, hingga saat ini, peneliti lokal dari Kalimantan yang tertarik pada penelitian lahan gambut masih sangat sedikit. Sementara itu, peneliti dari luar negeri, seperti Australia dan Jepang, telah banyak yang melakukan penelitian dan bahkan berinvestasi dalam program pelestarian ekosistem gambut di Kalimantan.
Dengan adanya pelatihan ini, akan semakin banyak mahasiswa dan masyarakat lokal yang memahami potensi besar lahan gambut sebagai ekosistem yang unik dan bernilai tinggi untuk dilestarikan. Selain itu, pengenalan ekosistem hutan gambut yang kaya akan biodiversitas ini juga diharapkan dapat menarik minat generasi muda untuk berkontribusi dalam menjaga kelestarian alam.