Palangka Raya – Dharma Wanita Persatuan (DWP) IAIN Palangka Raya mengadakan seminar kesehatan dengan tema Tips Puasa Ramadhan Sehat Bagi Penderita Asam Lambung dan Diabetes Mellitus, bertempat di Ruang Microteaching Laboratorium Terpadu Lantai II, IAIN Palangka Raya. (20/02)
Seminar yang dimulai pukul 13.30 WIB ini menghadirkan dr. Nisaul Amalia Rahmawati dari RSI PKU Muhammadiyah sebagai pembicara. Dalam paparannya, dr. Nisaul memberikan tips praktis untuk menjaga kesehatan selama menjalankan ibadah puasa, khususnya bagi penderita asam lambung dan diabetes mellitus.
Dalam sambutannya, Ny. Ika Ahmad Dakhoir, Ketua DWP IAIN Palangka Raya, menyampaikan harapannya agar anggota DWP dapat menyambut bulan suci Ramadhan dengan kondisi tubuh yang sehat dan bugar.
“Ramadhan tinggal menghitung hari, tidak terasa. Insyallah Ramadhan segera tiba, semoga kita diberikan kesehatan dan kekuatan sehingga kita dapat beribadah dengan lancar dan diterima oleh Allah SWT. Materi hari ini sangat bermanfaat bagi kita semua terkait kesehatan selama di bulan puasa, terutama untuk penderita asam lambung dan diabetes mellitus. Karena dua penyakit ini memiliki risiko yang perlu diwaspadai, dan bersama pemateri kita hari ini, kita akan mendapatkan penjelasan lebih lanjut terkait hal tersebut. ” ungkapnya.
Ny. Ika Ahmad Dakhoir juga menyampaikan rasa syukur dan doanya untuk kesembuhan bagi siapa saja yang sedang menghadapi masalah kesehatan.
“Kita doakan semoga teman dan keluarga kita diberikan kesehatan dan diangkat penyakitnya, aamiin. Dan saya ucapkan terima kasih pada dr. Nisaul Amalia Rahmawati yang sudah berkenan berbagi ilmu pada kita, semoga ilmu yang disampaikan bermanfaat bagi kita semua,” tuturnya.
Dalam materinya, dr. Nisaul Amalia Rahmawati menjelaskan bahwa puasa tetap bisa dijalankan dengan nyaman bagi penderita asam lambung asalkan memperhatikan beberapa hal penting. Pertama, sangat dianjurkan untuk tidak melewatkan sahur karena sahur membantu menjaga kestabilan asam lambung selama berpuasa. Buka puasa tepat waktu juga penting agar lambung tidak kosong terlalu lama yang bisa memicu naiknya asam lambung. Selain itu, makan dengan perlahan dan dalam porsi kecil disarankan guna mencegah lonjakan asam lambung secara tiba-tiba.
Lebih lanjut, dr. Nisaul menjelaskan pentingnya mengenali makanan dan minuman pemicu asam lambung, seperti makanan pedas, asam, dan bersoda, sehingga bisa dihindari selama bulan puasa. Setelah makan, dianjurkan untuk tidak langsung berbaring karena dapat memicu refluks asam lambung. Tak kalah penting, mengelola stres juga diperlukan karena stres dapat meningkatkan produksi asam lambung. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, diharapkan penderita asam lambung tetap bisa menjalankan ibadah puasa dengan nyaman dan khusyuk.
“Puasa bagi penderita asam lambung tetap bisa dijalankan dengan nyaman asalkan memperhatikan pola makan dan pemilihan makanan yang tepat. Dengan menjaga kesehatan lambung, ibadah puasa akan lebih khusyuk,” jelas dr. Nisaul.
Selain tips untuk penderita asam lambung, dr. Nisaul juga menjelaskan beberapa hal penting yang perlu diperhatikan oleh penderita diabetes mellitus selama menjalani puasa Ramadhan. Pertama, diperlukan penyesuaian nutrisi dan aktivitas fisik agar kadar gula darah tetap stabil. Penderita diabetes disarankan untuk mengonsumsi makanan yang kaya serat dan protein saat sahur dan berbuka untuk menjaga energi tetap stabil sepanjang hari. Aktivitas fisik ringan juga tetap dianjurkan, namun dengan intensitas yang sesuai agar tidak memicu hipoglikemia.
Pengaturan dosis obat pada bulan Ramadhan juga menjadi perhatian utama bagi penderita diabetes. dr. Nisaul menekankan pentingnya konsultasi dengan dokter untuk menyesuaikan dosis obat atau insulin agar tidak terjadi lonjakan atau penurunan kadar gula darah yang drastis. Selain itu, pemantauan glukosa darah secara rutin sangat dianjurkan, terutama sebelum sahur dan berbuka puasa, untuk memastikan kadar gula darah dalam batas aman.
Nisaul juga menekankan pentingnya mengetahui kapan seorang pasien harus membatalkan puasanya. Jika kadar gula darah terlalu rendah (hipoglikemia) atau terlalu tinggi (hiperglikemia) yang dapat membahayakan kesehatan, maka puasa sebaiknya dibatalkan untuk mencegah komplikasi serius.
“Penderita diabetes tetap bisa menjalankan ibadah puasa dengan aman asalkan memperhatikan pola makan, dosis obat, dan pemantauan kadar gula darah. Namun, jika dalam kondisi tertentu gula darah tidak stabil, lebih baik membatalkan puasa demi kesehatan,” jelasnya.
Seminar ini dihadiri oleh para anggota DWP IAIN Palangka Raya yang antusias mengikuti materi serta sesi tanya jawab interaktif. Kegiatan ditutup dengan pembagian doorprize, foto bersama, dan bersalaman, menambah keakraban dan kebersamaan di antara para anggota. (Pj)