Home Berita SARING SEBELUM SHARING

SARING SEBELUM SHARING

by Humas IAIN Palangka Raya
0 comment 943 views

Palangka Raya – Di era digital sekarang ini, sungguh banyak informasi yang bertebaran di dunia maya, khususnya terkait masalah pandemik Covid-19. Ada informasi yang benar, abu-abu dan ada pula yang keliru, bahkan salah. Di sini perlu kearifan kita untuk bermedia sosial dengan cara saring sebelum sharing atau posting. Contohnya, dalam bidang medis atau ilmu kesehatan, kita menemukan berbagai info kesehatan yang sahih (valid) dalam mencegah penyebaran Covid-19 seperti disiplin menjaga jarak dan membiasakan mencuci tangan. Lalu, diminta menjaga imunitas dengan istirahat yang cukup, minum air putih minimal 2 liter, biasakan berolah raga.

Tapi ada pula info yang masih meragukan dan bahkan mungkin keliru, di antaranya: Ada info bahwa bilik disinfektan itu baik dipakai sebelum masuk ruangan, ternyata tidak direkomendasikan oleh WHO dan Dinas Kesehatan karena ada efek sampingnya dapat membahayakan mata.

Ada info bahwa orang yang sehat dan keluar rumahnya tidak perlu memakai masker, ternyata direkomendasikan oleh WHO dan para dokter lebih baik memakai masker karena percikan (droplet) bersin dan batuk bisa bertahan tidak hanya di benda-benda yang ada di sekitar kita, melainkan juga di udara. Bahkan, info masker yang dibuat dari tissue basah pun terdapat perbedaan karena ada efek sampingnya.

Ada info bahwa berjemur yang baik sekitar 10 menit di saat wabah Corona ini sekitar pukul 10.00–15.00 wib, ternyata dibantah oleh dokter kesehatan yang lain. Namun, ada pula dokter yang mengkompromikan dengan menyarankan bisa berjemur di pagi hari sebelum pukul 09.00 wib, dan bisa pula di atas pukul 10.00 wib dengan kebutuhan kesehatan yang berbeda.

Ada info bahwa agar tidak keluar rumah selama 3 hari, yakni tanggal 10-13 April 2020, ternya dibantah oleh juru bicara Covid-19, BMKG, dan Kepolisian. Dalam menyikapi info-info tersebut kita perlu saring sebelum sharing atau tabayyun (check and recheck), apakah benar atau salah. Kalau setelah dicek ternyata keliru, sebaiknya tidak perlu diposting. Bahkan, kalau pun juga benar infonya, kita perlu bertanya kepada diri kita sendiri, apakah info yang benar ini kalau diposting (disampaikan) bermanfaat bagi kita dan bagi kemaslahatan umat. Di sinilah perlu kearifan kita dalam bermedia sosial. Mungkin, bagi yang pernah belajar tingkatan hadis, ada yang namanya hadis sahih, hasan, dhaif, dan maudhu’. Kita tentu berhati-hati menyampaikan hadis maudhu’. Wallahu A’lam (Khairil Anwar).

You may also like

HUMAS/AUAK

IAIN PALANGKA RAYA

Kampus Itah News

Fakultas

Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya

COPYRIGHT © 2018-2023 HUMAS IAIN PALANGKA RAYA

PROUDLY POWERED BY TEKNO HOLISTIK