Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin mengenai Islam dalam kehidupan masyarakat Indonesia, menurut beliau “menghadirkan wajah Islam yang moderat (wasathiyyah) dalam kehidupan kemasyarakatan kita adalah upaya berkelanjutan menebarkan kedamaian dan mewujudkan kerukunan bangsa Indonesia yang majemuk.”
Hal tersebut dipandang seorang akademisi Guru Besar Filsafat Pendidikan Islam yang juga Ketua STAIN Bengkalis Prof. Dr. H. Syamsul Nizar, M.Ag, yang berhasil diwawancarai langsung oleh tim kampusitahnews bahwa menurut beliau “sejak dulu budaya Melayu melaksanakan Islam wasathiyah. Budaya Melayu mengakomodir budaya lokal dengan semangat ajaran Islam. Semua budaya Melayu berisi cerminan ajaran Islam yang bukan hanya melekat pada simbol, akan tetapi juga pada prilaku sehari-hari. Substansi inilah yang menjadikan Islam begitu kental dalam seluruh dimensi budaya Melayu. Sampai hari ini, Islam wasathiyah masih dipertahankan dan menjadikannya sebagai perekat antar kelompok dan mampu menangkal konflik.” Ungkap beliau.
Selain itu beliau juga menuturkan “Tak heran bila masyarakat Melayu bisa menerima perbedaan dan hidup berdampingan dengan semua kalangan, baik sesama muslim antar suku maupun antar agama. Sebab, dalam budaya Melayu, masyarakat berinteraksi dengan harmonis selama tidak menyinggung persoalan agama. Interaksi sosial sangat dijaga untuk mengimplementasikan Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Kesejukan dan kesantunan yang dibalut budaya dan Islam menjadi dasar utama dalam menjaga keharmonisan dalam tatanan sosial kemasyarakatan.” Ungkap beliau secara eksklusif kepada kampusitahnews.