Home Berita Antusiasisme Aktifitas Keagamaan Menyambut Ramadhan

Antusiasisme Aktifitas Keagamaan Menyambut Ramadhan

by Humas IAIN Palangka Raya
0 comment 1.1K views

Oleh Ibnu Elmi A.S. Pelu
Bulan Ramadhan sebagai bulan suci, kehadirannya tidak dapat disangsikan telah mendapat sambutan yang begitu semarak oleh kaum muslimin baik dalam berbagai level di masyarakat. Hal tersebut ditandai dari persiapan individu, keluarga dan komunitas ormas dan lainnya, menyambutnya dengan tingkat mobilitas kegiatan keagaman yang amat berbeda dengan bulan bulan biasa. Utamanya menyangkut antusiasisme aktifitas keagamaan yang dilakukan, tampak kepermukaan menonjol.

Hal di atas menjadi buah rencana giat individu misalnya yang paling normatif adalah salat jamaah tarawih bersama, kontemplasi ibadah melalui tahajud, i’itikaf, kultum, buka bersama, bazar amal, dan diskusi-diskusi keagamaan. Sementara yang sifatnya paling kongkrit adalah gerakan pengumpulan zakat, infak dan sedekah baik oleh lembaga resmi maupun oleh lembaga sosial yang didirikan di masjid-masjid dan perkantoran.

Sikap antusiasisme keagamaan di atas, sebuah sikap umat Islam yang telah mampu mendeklarasikan Ramadhan di tengah-tengah umat. Tegasnya Ramadhan berhasil digerakkan umat menjadi media kolektif (bersama) dalam memperoleh inspirasi (pelajaran) agama, menggagas dan memecahkan persoalan pendidikan dan pembiasaan-pembiasaan disiplin. Termasuk dalam hal penggalangan solidaritas sosial Islamiyah. Firman Allah SWT, “Demikianlah (perintah Allah) dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka itu sesungguhnya timbul dari ketakwaan hati (Q.S. 22 : 32). Inilah pentingnya kita lestarikan Ramadhan dalam nuansa emansipatoris.

Seorang Guru Besar Prof. Fauzul mempertanyakan seberapa jauh nuansa ini dapat berjalan konsisten di tengah-tengah kehidupan umat. Amat disayangkan pembinaan Ramadhan yang begitu survive di masanya kini mati dan membeku kembali dalam sisa dan puing-puing realitas kehidupan umat terutama setelah masa Ramadhan berhenti. Nuansa pembiasaan menggalang hidup bersama yang dahulu sangat kolektif egaliter kini menyempit bersifat ad hoc dan rontok setelah umat memburu kepentingan sesaat. Hidup saling menghujat, mengadu domba dan mencela.

You may also like

Leave a Comment

HUMAS/AUAK

IAIN PALANGKA RAYA

Kampus Itah News

Fakultas

Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya

COPYRIGHT © 2018-2023 HUMAS IAIN PALANGKA RAYA

PROUDLY POWERED BY TEKNO HOLISTIK