Oleh Dr. Ibnu Elmi A.S. Pelu, SH, MH
Kita cermati bagaimana Ramadhan menjadi lokomatif kegiatan rohaniah, di dalamnya ada giat sholat tarawih yang hanya ada di bulan suci Ramadhan. Dengan tarawih bersama, secara psikologis umat didorong dapat melakukan temu sosial dan silaturahmi. Sholat tarawih menjadi sarana penyadaran umat , sebaab dilakukan di setiap rumah ibadah seantero dunia oleh umat Islam.
Para ulama menyatakan bahwa hukum sholat tarawih adalah sunnah muakkad atau sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan. Tidak hanya bagi kaum pria, shalat tarawih juga dianjurkan untuk para wanita dan disarankan untuk melakukannya secara berjamaah meskipun boleh dilaksanakan sendirian dirumah. Shalat tarawih memang lebih afdhol dan dianjurkan untuk dilaksanakan berjamaah dan dalam masjib seperti yang selalu dilakukan sahabat rasullullah SAW Umar bin Al Khottob dan para sahabat radhiyallahu ‘anhum. Dikarenakan hal inilah maka kaum muslimin tetap melakukan shalat tarawih berjamaah dari waktu ke waktu dan termasuk dalam salah satu syiar islam yang bisa bermanfaat untuk kesejahteraan dan pemersatu umat.
Sebelum pelaksanaan sholat tarawih biasanya dilakukan kegiatan kultum. Sebagai sarana agar umat sekali waktu diketuk dan disentuh batinnya dengan pesan pesan agama mengenai disiplin hidup, tentang persatuan, perdamaian, pencerahan dan perubahan hidup. Dengan diskusi umat diajak berfikir memperoleh wawasan rasional dan kreatif untuk memecahkan persoalan aktual kehidupan. Dengan menghimpun zakat, infak dan sedekah umat didorong bersatu padu menggalakkan kepekaan sosial dalam membantu kaum lemah (duafa) tanpa melihat latar belakang sosial dan kebudayaan.
Dengan mengikuti mobilitas Ramadhan baik aspek normatif dan sosial yakin akan membawa warna perubahan pada diri seseorang. Momentum giat rohani bulan ramadhan akan membawa kepekaan sosial. Sebab dalam temu sosial dan silaturrahim dalam giat sholat tarawih akan membentuk penambahan wawasan keagamaan dan kegiatan keagamaannya yang praksis dalam menggerakkan dan menggiring umat di atas kesatuan rohaniah, persamaan derajat kedudukan, dan hak hak bersama membebaskan penindasan (pemiskinan) yang nampak dalam kehidupan.
