Oleh: H. Syaikhu, MHI
Dengan memahami hakikat dan kandungan yang luar biasa dari ibadah puasa, Allah SWT memberikan reward bagi kita yang mau mengisinya dengan kebaikan dan amal shaleh. Dibulan ini, pintu-pintu ampunan dan kasih sayang Allah terbuka lebar dan melalukan satu kewajiban berpahala seperti menjalankan 70 kewajiban dibulan lainnya atas besarnya keagungan Ramadhan.
Akan tetapi orang yang melakukan ibadah puasa akan berkurang nilai dan bahkan tidak mendapatkan belasan apapun disebabkan dirinya tidak mampu membangun harmoni dalam kehidupan sosialnya seperti perbuatan dan ucapan yang tidak terkontrol. Orang yang berpuasa hendaknya mampu menunjukkan sikap kasih sayang, menghargai dan menghormati kepada orang lain. Nabi bersabda” betapa banyak orang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga”.
Bulan Ramadhan merupakan ruang yang tepat untuk memaksimalkan diri kita menjadi orang yang benar-benar taqwa. Hal ini sesuai dengan hakikat Ramadhan, bahwa meskipun disiang hari yang begitu panas menyengat kita tidak diperbokehkan untuk minum dan makan. Seorang muslim yang berpuasa menahan panas dan kelaparan maka haus dan panasnya berpuasa itu merupan simbol untuk membakar dosa-dosa. Kebaikan, kedamaian, kejujuran, empati, dan menghargai orang lain terbiasa dalam diri kita maka potensi kita untuk semakin dekat dengan Allah semakin tinggi.
Mudah-mudahan kita semua selalu sehat walafiat sehingga dapat mengisi bulan yang istimewa ini dengan sebaik-baiknya.