Home Berita SEJARAH SHALAT TARAWIH

SEJARAH SHALAT TARAWIH

by Humas IAIN Palangka Raya
0 comment 8.7K views

Oleh: Dr. Hj. Muslimah, M.Pd.I

Shalat tarawih adalah shalat sunnah yang dikerjakan umat Islam setiap malam selama bulan Ramadhan. Awalnya shalat ini dikenal dengan nama qiyam Ramadhan. Berdasarkan hadis yang diriwayatkan Malik, bahwa penamaan shalat ini dengan nama shalat Tarawih dimulai sejak zaman kekhalifahan Umar bin Khattab. Artinya, sejak zaman Rasulullah saw sampai sebelum kekhalifahan Umar bin Kahattab, belum ada menyebut istilah shalat Tarawih.

Ketika Rasul saw menerima perintah melakukan ibadah puasa di bulan Ramadhan pada tahun kedua setelah hijrah, pada malam harinya beliau ke masjid untuk melaksanakan qiyam Ramadhan. Seperti amalan yang lain, jika dilihat oleh umat Islam apa yang dilakukan Rasul, maka umat Islam pun melakukan hal yang sama. Termasuk qiyam Ramadhan, jamaah mengikuti dengan bermakmum di bekalang Rasulullah yang sedang melaksanakan qiyam Ramadhan. Rasulullah melakukan kembali pada malam berikutnya, dan semakin banyak jamaah yang mengikuti, karena informasi ini sudah beredar melalui lisan jamaah ke jamaah.

Malam Ramadhan yang ketiga (dalam riwayat lain diceritakan pada malam yang keempat), Rasul tidak berada di masjid setelah shalat Isya. Keesokan harinnya ditanya oleh jamaah kenapa tidak datang sementara jamaah banyak yang menunggu di masjid untuk ikut serta melaksanakan qiyam Ramadhan. Rasululah saw menjawab “saya memperhatikan apa yang dilakukan (dibelakang ku), dan bukan itu yang membuat ku tidak datang ke masjid. Sesungguhnya saya khawatir umat ku menganggap shalat ini shalat wajib” (HR. Bukhari dan Muslim). Rasulullah melaksanakan qiyam Ramadhan memang sebagai sebuah kewajiban bagi dirinya, tetapi bagi umatnya sebagai sebuah amalan sunnah muakkadah (sunah yang sangat penting).

Selanjutnya Rasulullah tidak lagi melaksanankannya di masjid, tetapi kaum muslimin pada saat itu tetap melaksanakannya di masjid dengan cara sendiri-sendiri. Suatu ketika Umar bin Khattab meminta Ubay bin Ka’ab (sahabat Rasulullah, juga sebagai perawi hadis), untuk menjadi imam, memimpin kaum muslimin untuk melaksanakan qiyam Ramadhan. Salah satu alasan Umar bin Khattab adalah karena umat Islam pernah melakukannya berjamaah bersama dengan Rasulullah saw sebagai imamnya. Jadi, mulai saat itu, qiyam Ramadhan atau shalat Tarawih dilakukan secara berjamaah di masjid meski Nabi tidak bersama dengan mereka. Umar bin Khattab meyakini betul jika hal ini tidak dilarang Nabi karena memang pernah dilakukan bersama dengan beliau.

Selanjutnya mulai saat itu hingga sekarang kaum muslimin banyak melakukan shalat Tarawih dengan cara berjamaah di masjid atau mushala dan ada juga dengan munfarid (sendirian) di rumahnya.

You may also like

Leave a Comment

HUMAS/AUAK

IAIN PALANGKA RAYA

Kampus Itah News

Fakultas

Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya

COPYRIGHT © 2018-2023 HUMAS IAIN PALANGKA RAYA

PROUDLY POWERED BY TEKNO HOLISTIK