Home Berita INFLASI: PRAKTIK KONSUMSI ‘ISRAF’

INFLASI: PRAKTIK KONSUMSI ‘ISRAF’

by Humas IAIN Palangka Raya
0 comment 3.8K views

Oleh Ridho Muarief [1]

Selamat datang wahai Ramadhan, bulan yang paling dirindu oleh umat Islam di seluruh penjuru dunia. Bila penulis ibaratkan Ramadhan itu seperti “Semester Pendek”, karena dimana di bulan tersebut adalah momen dimana kita dapat memperbaiki kesalahan terdahulu agar memperoleh evaluasi yang lebih baik di hadapan Sang Khalik. Namun, dari kacatama Ekonomi, bulan Ramadhan seringkali menimbulkan kekhawatiran dan kecemasan tersendiri khususnya konsumen kalangan menengah dan kebawah. Inflasi yang terjadi di bulan Ramadhan, membuat barang-barang kebutuhan pokok melambung tinggi. Hal ini cukup membebani pengeluaran apalagi bila dihadapkan kepada konsumen yang memiliki pendapatan minim dan tak menentu maka hal ini sangat memberatkan.

Adapun sesuai dengan teori ekonomi Inflasi (teorikuantitas) itu sendiri dipicu oleh tingginya permintaan dan jumlah uang yang beredar (JUB). Sedangkan Keynes menyatakan bahwa inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup melebihi batas kemampuan ekonomisnya. Bisa diketahui bahwa Ramadhan itu mempunyai dua dimensi, yakni dimensi spiritual dan sosial. Kalau kita melihat dimensi spiritualnya, puasa merupakan bentuk penghambaan diri seseorang kepada Allah SWT. Dengan berpuasa, seseorang akan mendapatkan derajat tertinggi dimata Allah SWT.  Ditinjau dari dimensi sosial, puasa mengandung pelajaran bahwa kita harus peduli dengan masyarakat. Terutama masyarakat yang tidak mampu. Mereka membutuhkan uluran tangan kita. Merasakan berpuasa, berarti merasakan ketidakmampuan orang-orang dhuafa dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.  Nyatanya berbanding terbalik, coba perhatikan konsumsi umat muslim ketika sahur dan berbuka rata-rata menu konsumsinya jauh lebih meningkat dibandingkan bulan biasanya bahkan seringkali mendekati perilaku ‘israf’.

Dalam hal ini perilaku israf adalah mengkonsumsi sesuatu secara berlebih-lebihan dan tentu saja dikategorikan sebagai perilaku negatif yang dilarang dalam Islam. Perilaku ini sungguh jauh berbeda dengan pola konsumsi Rasulullah Saw ketika berbuka dan sahur, beliau jarang sekali makan secara belebihan bahkan beliau hanya minum air dan beberapa buah kurma saja dan langsung melaksanakan sholat.

Bila ditinjau secara ekonomi, konsumsi ‘israf’, ketika bulan Ramadhan yang telah menciptakan inflasi ekonomi. Hal ini dikarenakan tidak mungkin bulan Ramadhan yang secara logika menjadi momen untuk efisiensi konsumsi menimbulkan kenaikan harga barang kecuali disebabkan oleh perilaku umat muslim sendiri yang konsumtif dan tidak mengikuti praktik konsumsi islam. Bayangkan akibat israf permintaan uang dan barang meningkat drastic sehingga menyebabkan kondisi harga yang fluktuatif adapun tindakan pola konsumsi israf pada umat muslim juga bisa memicu kelangkaan suatu barang, maraknya praktek kecurangan, dan tindakan spekulatif para pedagang di pasar agar mencapai laba maksimum yang secara tidak langsung telah merusak kemurnian Ramadhan.

Jika dilihat pengaruhnya secara GDP konsumsi ‘israf’ memberikan pengaruh positif namun sebenarnya GDP hanyalah gambaran semu belaka begitu juga dengan pendapatan per kapita masyarakat, karena keduanya merupakan hasil dari perhitungan total dari kaum atas, menengah, dan kebawah kemudian di rata-ratakan sehingga bukanlah cerminan asli, adapun sifatnya menjadi kurang spesifik. Oleh karena itu, menilai suatu perekonomian suatu Negara janganlah didasarkan pada teori ekonomi konvensional yang hanya bersifat profit oriented dan maximum utility, pemahaman secara agama merupakan kunci yang utama apalagi jika dikaitkan dengan ‘praktik konsumsi islam’ dimana merupakan solusi yang terbaik dalam menjaga stabilitas ekonomi karena teori yang berbasis pada agama memilliki kesempurnaan tiadatara disbandingkan teori yang diciptakan oleh manusia sepintar apapun, karena manusia pasti memiliki keterbatasan. Waallahu ‘alam.

[1]Penulis merupakan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Palangka Raya

You may also like

Leave a Comment

HUMAS/AUAK

IAIN PALANGKA RAYA

Kampus Itah News

Fakultas

Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya

COPYRIGHT © 2018-2023 HUMAS IAIN PALANGKA RAYA

PROUDLY POWERED BY TEKNO HOLISTIK