Home Berita SETAN TIDAK AKAN PENSIUN

SETAN TIDAK AKAN PENSIUN

by Humas IAIN Palangka Raya
0 comment 2.2K views

Oleh SYAIRIL FADLI

Kita sering mendengar obrolan di warung kopi dan medsos seperti di facebook dan twitter jika setan pensiun. Alasanya membikin orang yang mendengar tertawa terbahak-bahak, namun tidak jarang pula membuat kening berkerut, manusia zaman now sangat jahat sehingga tidak perlu lagi digoda oleh setan. Mereka yang mengeluarkan banyolan ini sepertinya tak tahan lagi melihat kelakuan sesama manusia. Setiap hari, kita menyaksikan atau mendengar berita dari berbagai media, ada saja orang yang melakukan perbuatan dosa seperti membunuh dan menyebarkan fitnah.

Bercanda boleh saja, tetapi, candaan berlebihan akan menjadi berbahaya jika itu dianggap benar. Jangan-jangan, dengan mengatakan setan pensiun, setan menganggur, atau setan tak mempunyai pekerjaan karena diambil alih oleh manusia, justru menunjukkan setan telah berhasil dalam bekerja, yakni menggoda manusia. Kita (ikut-ikutan) membolak-balik hati dan pikiran, salah dianggap benar, benar dianggap salah.

Selama kiamat belum datang, setan menjadi musuh utama manusia. Segala upaya dilakukan setan untuk menjerumuskan lawannya, agar jatuh ke kubangan dosa. Setan berucap, “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.” (QS Al-Hijr [15]:39).

Lengah sedikit, manusia akan merugi selama-lamanya. Setan malah memberikan pengumuman sebagai tantangan kepada Tuhan dan manusia, bahwa ia terus-menerus menggoda manusia sepanjang hayatnya. Setan tidak ingin sendirian berada dalam neraka, ia perlu “follower” atau sekutu setia yang menemaninya.

Sekutu setan ikut-ikutan mengajak orang lain berbuat dosa seperti suka berbuat riya atau pamer dalam beribadah agar mendapat sanjungan dari orang lain, berdusta karena ada kepentingan tersembunyi sehingga tega-teganya mengelabui orang lain, begitu pula perbuatan ma’siat yang harus dijauhi oleh orang beriman.

Dus, tinggal manusia saja, mau digoda atau tidak. Ibarat perang, terdapat dua kelompok saling berlawanan. Manusia sebagai kelompok yang mendapat serangan dari berbagai arah, dan setan sebagai penyerang dengan segala mara bahayanya.

Ketika diusir dari surga karena menggoda Adam dan Hawa, setan berikrar akan melanjutkan godaan itu kepada anak cucu Adam, “Pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan kiri mereka dan engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.” (QS Al-A’raf [7]:16), ini berarti upaya setan menggoda manusia tidak mengenal jeda.

Meskipun demikian, manusia tidak melulu menjadi pihak yang kalah karena manusia mempunyai senjata pamungkas, semacam tameng yang dapat menahan gempuran dan berbalik menyerang musuh. Senjata yang dimaksud adalah iman dan tawakkal. “Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya (QS Al-Nahl [16]:99).

Akhirul kata, tidak ada istilah berleha-leha bagi setan, terlebih sampai pensiun segala. Islam mengajarkan kita berdoa guna menghingdari godaan setan ini, biasanya dilafalkan ketika hendak membaca Al-Quran, “Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.”

You may also like

Leave a Comment

HUMAS/AUAK

IAIN PALANGKA RAYA

Kampus Itah News

Fakultas

Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya

COPYRIGHT © 2018-2023 HUMAS IAIN PALANGKA RAYA

PROUDLY POWERED BY TEKNO HOLISTIK