Home Berita BERBAGI DENGAN SESAMA

BERBAGI DENGAN SESAMA

by Humas IAIN Palangka Raya
0 comment 7.1K views

Oleh Khairil Anwar

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh “bonus” dari Allah swt. Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw suka bersedekah di bulan Ramadhan dan suka berbagi dengan sesama, sebagaimana disebut dalam sebuah riwayat bahwa sedekah Nabi di bulan yang suci ini bagaikan “angin yang berhembus” (“kar-rihil-mursalah”).

Dalam kaitan dengan berbagi dengan sesama, sesungguhnya Allah swt menegaskan dalam QS. al-Taubah ayat 103: “Ambillah sedekah (zakat) dari sebagian harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka..”

Ayat, di atas menjelaskan kepada kita bahwa ada dua  manfaat berbagi dengan sesama lewat sedekah dan zakat. Manfaat yang pertama adalah untuk, “tuthahhiruhum” (untuk membersihkan harta mereka), karena pada  hakikatnya harta yang diperoleh,  menurut ajaran Islam, tidak seratus persen halal, di sana ada hak orang lain minimal sebanyak 2,5%. Dalam kaitan dengan hak orang lain ini, Allah berfirman dalam surat Adz-Dzariyat, ayat 19 : “Dan di dalam harta-hartamu terdapat hak bagi orang miskin yang minta-minta dan orang miskin yang tidak mau meminta-minta”.

Manfaat kedua adalah  “Watuzakkihim biha” (membersihkan jiwa mereka). Sebab, pada umumnya, sifat manusia itu adalah suka mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya untuk kepentingan dan kesenangan pribadi, sifat manusia cenderung tidak mau berbagi dengan orang lain. Sifat manusia seperti itu cenderung kepada sifat tamak, kikir, pelit, medit, dan rakus. Hal ini sejalan dengan pernyataan Rasulullah: “Andaikan Anak Adam mempunyai dua lembah emas, maka ia masih ingin mencari lembah emas yang ketiga. Dan tidak akan puas perut anak Adan itu kecuali kalau ia sudah mati berkalang tanah.”

Untuk melawan sifat tamak, kikir dan pelit itu, maka ajaran dasar Islam meminta kepada kita untuk memberikan sebagian (minimal 2,5 %) dari harta yang kita peroleh atau miliki, untuk dibagikan kepada orang lain, baik lewat sedekah, infak, ataupun zakat. Kita dapat berbagi kepada fakir miskin dan anak yatim. Kita juga dapat berbagi  dengan ibnussabil seperti para pelajar dan mahasiswa yang kekurangan biaya. Dan, kita juga dapat berbagi untuk kepentingan fi sabilillah seperti keberlangsungan dakwah dan pendidikan Islam di berbagai madrasah, pondok pesantren, dll.

Selain itu, kita juga diingatkan bahwa bisikan setan selalu menggoda kita dan menakut-nakuti kepada kefakiran, dan kekikiran. Setan memberikan waswas kepada hati kita untuk tidak mau membantu orang lain dan berbagi dengan sesama. Setan selalu membujuk hati kita untuk bersikap ragu terhadap janji-janji Allah. Sedangkan Allah menjanjikan kepada kita yang suka berbagi itu dengan berbagai keutamaan, dengan berbagai kemudahan, dan dengan berbagai balasan dan ganjaran, baik balasan dan ganjaran di dunia ini maupun balasan dan ganjaran di akhirat kelak. Sebagaimana firman Allah dalam surah al-Baqarah, ayat 268: “Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan, dan menyuruh kamu berbuat jahat; sedang Allah menjanjikan  untuk kamu ampunan dari-Nya dan kelebihan. Allah Maha Luas anugerah-Nya lagi Maha Mengetahui.”

Walhasil, yakinlah dengan janji Allah, bahwa berbagi dengan sesama, akan mengundang kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

You may also like

Leave a Comment

HUMAS/AUAK

IAIN PALANGKA RAYA

Kampus Itah News

Fakultas

Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya

COPYRIGHT © 2018-2023 HUMAS IAIN PALANGKA RAYA

PROUDLY POWERED BY TEKNO HOLISTIK