Oleh: Dr. Ahmad Dakhoir, SHI, MHI
Siapa yang meninggalkan melihat yang haram, maka Allah akan memberikan cahaya pada pandangan dan hatinya. Siapa yang meninggalkan sifat pelit, maka ia akan mulia di sisi manusia dan ia akan menjadi orang-orang yang beruntung. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. At Taghabun: 16)
Siapa yang meninggalkan sifat sombong dan memilih tawadhu’, maka Allah akan membuat ia meninggikan derajatnya di dunia. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ
“Tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah diri) karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya.” (HR. Muslim no. 2588).
Siapa yang meninggalkan rasa dendam dan mudah memaafkan yang lain, maka Allah pun akan menganugerahkan kemuliaan pada dirinya. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا
“Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya.” (HR. Muslim no. 2588).
Semoga hikmah Ramadhan ini bermanfaat dan kita meninggalkan segala yang tercela untuk kembali suci di hari yang fitri.