Palangka Raya (Inmas) – Sebanyak 997 siswa Mankoraya memenuhi lapangan upacara Sanaman Mantikei pada Peringatan Hari Santri Nasional, Senin (22/10).
Dengan menggunakan sarung, baju koko berwarna putih dan peci hitam siswa laki-laki mulai memadati halaman upacara. Tak kalah siswa perempuannya juga menggunakan pakaian gamis serba putih.
Nampak keceriaan dan semangat di wajah mereka saat mengikuti jalannya upacara hari santri sampai selesai, walaupun cuaca cukup terik.
Abdul Kholik salah satu siswa kelas XII Agama merasa bangga bisa menjadi bagian dari santri.
“Kalau jadi santri harus bisa baca kitab kuning dan harus patuh pada kyiainya”. Ucap kholik yang pernah meraih juara 1 pada lomba qira’atul kutub se-kalimantan di Banjarmasin.
Semangat jihad untuk belajar dengan tekun inilah yang menjadi tujuan utama santri sekarang. Hal ini diungkapkan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Palangka Raya H. Baihaqi saat menyampaikan amanat Pembina Upacara pada peringatan hari santri nasional di lapangan Sanaman Mantikei Palangka Raya.
Seruan jihad KH. Hasyim Asy’ari kepada santri arek-arek Surabaya untuk mengusir penjajah membakar semangat para santri hingga terbunuhnya Jenderal Mallaby saat itu. Motivasi seorang kyiai atau ustadz/ah sangat penting untuk memompa semangat belajar santri.
Hal ini sudah dibuktikan santriwan santriwati Kota Palangka Raya melalui kejuaraan musabaqah, seni qasidah rebana dan lainnya yang berhasil mengharumkan nama Kota Palangka Raya di tingkat Nasional.
Mari kita doakan para santri kita agar mereka mempunyai prestasi dan komitmen yang tinggi guna membawa kedamaian di negeri ini menuju Indonesia hebat bermartabat dan menuju Kalteng Berka, tutup Baihaqi dalam amanatnya. (asdi)