Home Berita MUNAJAT DI PENGHUJUNG RAMADHAN

MUNAJAT DI PENGHUJUNG RAMADHAN

by Humas IAIN Palangka Raya
0 comment 1.5K views

Oleh Dr. Hj. Muslimah, M.Pd.I

Munajat/ doa diibaratkan dengan otak/ ruhnya ibadah. Banyangkan saja jika jasad tanpa ruh, ini sama dengan mayat, atau tanpa otak yang berfungsi, ini sama dengan orang gila. Artinya, doa merupakan salah satu pemakna dan kekuatan bagi seseorang untuk menggapai keinginan, selain berikhtiar.

Suatu kesempatan, Umar bin Khaththab ra pernah mendapati dua orang yang sedang berdoa dalam masjid di saat orang-orang lain sibuk bekerja. Umar ra lalu bertanya: “apa yang sedang kalian kerjakan, sedangkan orang-orang di sana kini sedang sibuk bekerja?” Mereka menjawab: “ya Amirul Mukminin, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bertawakkal kepada Allah. Tiba-tiba Umar ra marah mendengar jawaban tersebut, dan mengatakan “kalian adalah orang-orang yang malas bekerja, padahal kalian tahu bahwa langit tidak akan menurunkan hujan emas dan perak”. Selanjutnya memberi orang tersebut setakar bibi-bijian, sambil mengatakan “tanamlah dan bertawakkallah kepada Allah”.

Perlakuan Umar ra menunjukkan jika selain doa, juga ada usaha yang menentukan dipenuhinya kebutuhan/ keinginan. “Seperti pungguk merindukan bulan”, itulah peribahasa bagi yang tidak berusaha. Meskipun ada orang yang tanpa berusaha, tiba-tiba ada saja jalan yang Allah tunjukkan atas terpenuhinya keinginan. Tetapi selaku manusia tetap harus berikhtiar dengan action, meski doa juga termasuk bagian dari ikhtiar.

Tentu sudah banyak doa yang dimunajatkan. Mendoakan diri, keluarga, kerabat, lembaga tempat bekerja, bangsa dan negara, serta manusia di seluruh dunia. Tetaplah optimis sebagaimana janji Allah “ud’uunii astajiblakum” (mintalah kepada-Ku pasti akan Ku beri). Jika Allah sudah berjanji dengan kata pasti akan memberi, yakinlah itu benar adanya selama syarat dan ketentuannya dipenuhi, seperti menjauhi maksiat, hanya memakan makanan yang halal, menghindari riba, dan gemar beramal shaleh. Sebagaimana HR. Bukhari dan Muslim, bahwa Allah itu baik dan hanya menerima dari yang baik. Baik dimaksud meliputi caranya, zatnya dan sifatnya.

Tak terasa Ramadhan tahun ini sudah berada di penghujung, jangan sia-siakan kesempatan bulan istimewa yang dijanjikan Allah akan mengabulkan setiap yang meminta. Sesuai kenyataan yang sudah dirasakan, paling tidak ada empat cara Allah penuhi doa: diberikan secara langsung; ditunda beberapa saat sesuai yang diminta bahkan lebih dari sekedar permintaan; diberikan bukan yang diminta tetapi yang lain, bisa jadi yang lebih baik atau buruk hanya menurut kaca mata manusia yang lemah (sementara di sisi Allah semua bernilai kebaikan bagi yang mau mengambil hikmah); andaipun tidak dipenuhi di dunia, maka akan menjadi ibadah yang pasti akan dibalas pahala minimal ketika nanti di akhirat.

Semoga kita mampu memaksimalkan kesempatan untuk bermunajat kepada-Nya di setiap tarikan nafas.

You may also like

Leave a Comment

HUMAS/AUAK

IAIN PALANGKA RAYA

Kampus Itah News

Fakultas

Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya

COPYRIGHT © 2018-2023 HUMAS IAIN PALANGKA RAYA

PROUDLY POWERED BY TEKNO HOLISTIK