Home Berita TIM IAIN PALANGKA RAYA PRESENTASI ALIH STATUS MENJADI UIN PALANGKA RAYA

TIM IAIN PALANGKA RAYA PRESENTASI ALIH STATUS MENJADI UIN PALANGKA RAYA

by Humas IAIN Palangka Raya
0 comment 1.1K views

Transformasi IAIN Palangka Raya menjadi UIN Palangka Raya memasuki tahap keempat (lihat di sini). Pada fase ini, Rektor IAIN Palangka Raya, Dr. H. Khairil Anwar, M.Ag., memaparkan kesiapan alih status tersebut dari aspek Personel, Pembiayaan, Sarana dan Prasana, serta Dokumen (P3D). Pemaparan lain juga disampaikan oleh Rektor IAIN Jember, IAIN Tulungagung, IAIN Surakarta, IAIN Bengkulu, IAIN Palu, IAIN Ambon, IAIN Padangsidempuan, IAIN Purwokerto, IAIN Sultan Amai Gorontalo, dan IAIN Samarinda. Saat pemaparan di Jakarta ini, Rektor IAIN Palangka Raya didampingi oleh Wakil Rektor I, Dr. Hj. Hamdanah, M.Ag., serta Ketua Tim dan Sekretaris Tim Transformasi IAIN Palangka Raya, Dr. H. Abdul Qodir, M.Pd. dan Abdul Syahid.

Mata rantai proses transformasi berupa Focus Group Discussion dengan tema Overview Penguatan Bangunan Epistemologi Keilmuan dan Integrasi Ilmu Islam dan Sains. Kegiatan yang berlangsung pada 22 s.d 23 September 2019 ini diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI. Di hari pertama, Guru Besar Bidang Sejarah dan Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Azyumardi Azra, menegaskan bahwa transformasi IAIN menjadi UIN adalah tanggung jawab keumatan dan kebangsaan agar ajaran Islam Wasatiyah tegak di bumi pertiwi. Selanjutnya, Deputi IV Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama, Prof. Dr. H.R. Agus Sartono, M.B.A., tak cuma mendukung transformasi tersebut tapi juga menyemangati agar Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri tanpa henti berinovasi.

Pada hari kedua, Prof. M. Amin Abdullah, Guru Besar dalam Ilmu Filsafat di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menggarisbawahi pentingnya integrasi Agama dan Sains bagi UIN di era revolusi industri 4.0 ini. Menurutnya, agama dan sains saling menembus (semipermeable), saling memberi masukan dan kritik (intersubjective testability). Tak lupa, ia mengingatkan agar tidak mengabaikan imajinasi kreatif. Sesudahnya, Direktur Pendidikan Tinggi Agama Islam, Prof. Arskal Salim mengingatkan keharusan UIN yang baru untuk mampu menyelenggarakan integrasi keilmuan Islam dan Sains dan program studi yang dimiliki memiliki pembeda dibandingkan dengan program studi yang sama di perguruan tinggi yang sudah ada. (Materi presentasi dapat diunduh di sini). Sesi yang menarik adalah saat semua Rektor menguraikan unsur utama perubahan institusi mulai dari Status Akreditasi Institusi sampai dukungan/rekomendasi dari instansi terkait, terutama operasional minimal 10 tahun ke depan.

Pada sesi ini, Rektor IAIN Palangka Raya beserta tim memaparkan 22 butir kondisi terkini IAIN Palangka Raya di hadapan Prof. Suwito, Guru Besar dalam Sejarah Pemikiran dan Pendidikan Islam dari UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Berdasarkan assessment tersebut, IAIN Palangka Raya harus menemukan solusi cepat dan tepat untuk mengatasi beberapa kelemahan seperti belum tercapainya prosentase dosen tetap dengan kepangkatan akademik Guru Besar paling sedikit 15% dan minimnya kerja sama dengan negara di Timur Tengah. Jika semua pihak bahu membahu mengatasi semua titik lemah tersebut, maka dalam waktu dekat UIN Palangka Raya insya Allah berdiri tegak di bumi Isen Mulang ini. Proses tranformasi boleh berjalan lamban, tapi IAIN Palangka Raya pantang mundur sebagaimana tekad Abraham Lincoln (Presiden Amerika Serikat yang ke-16), “I am a slow walker, but I never walk back.” (AS)

You may also like

Leave a Comment

HUMAS/AUAK

IAIN PALANGKA RAYA

Kampus Itah News

Fakultas

Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya

COPYRIGHT © 2018-2023 HUMAS IAIN PALANGKA RAYA

PROUDLY POWERED BY TEKNO HOLISTIK