Palangka Raya – Lembaga Penjamin Mutu (LPM) IAIN Palangka Raya adakan Workshop Penyusunan Dokumen Sistem Penjamin Mutu Internal (SPMI) selama dua hari pada tanggal 25 s.d 26 Oktober 2019.
Workshop SPMI diikuti oleh Rektor, para Wakil Rektor, para Dekan, Kabag dan Kasubbag di lingkungan kampus tersebut. Dalam kesempatan itu panitia menghadirkan narasumber dari UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta Dr. Muhammad Fakhri Husein, M. Si dan Novi Yanti, M.Kom dari UIN Sultan Syarif Kasim Riau.
Ihsan MZ selaku moderator dalam kegiatan tersebut memaparkan rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan. “Hari pertama, dua orang narasumber menyampaikan materi tentang SPMI, setelah ba’da jum’at perserta diajak untuk praktek dan membuat 24 atau 29 dokumen SPMI dan hari kedua, peserta melanjutkan membuat dokumen tersebut.” kata Ihsan.
Selain itu, ia menjelaskan urgensi SPMI bagi sebuah Perguruan Tinggi (PT), “SPMI merupakan dokumen penting, hal ini seperti yang disampaikan oleh pemateri jika tidak ada SPMI akan mengakibatkan kepakuman sebuah Perguruan Tinggi. Hal ini ditambah pula dengan adanya instrument akreditasi yang memiliki 9 kriteria yang berbeda dari tahun sebelumnya.” tambahnya.
Ia juga menjelaskan dalam dokumen SPMI terdapat bagian yang harus ditetapkan diantaranya: pernyataan isi standar , Indikator Kinerja Utama (IKU) Indikator Kinerja Tambahan (IKT), rujukan dan strategi pencapaian.
“Fungsi SPMI untuk menjalankan siklus penetapan pelaksanaan evaluasi, pengendalian dan peningkatan yang ditujukan untuk mengembangkan program studi atau perguruan tinggi itu sendiri. Hal ini untuk memudahkan fakultas menyusun program kerja yang merujuk pada peryataan standar isi.” ungkapnya.