Home Berita PLAGIARISM WAR IN OUR CAMPUS!!!

PLAGIARISM WAR IN OUR CAMPUS!!!

by Humas IAIN Palangka Raya
0 comment 1.4K views

IAIN Palangka Raya – Genderang perang terhadap plagiarisme di IAIN Palangka Raya ditabuh di Lembaga Penjaminan Mutu pada Rabu, 8 Januari 2020. Musuh nomor satu para akademisi lintas agama, negara, budaya, dan disiplin ilmu itu telah memakan korban. Karir professional, reputasi institusi, biaya investigasi, bahkan nyawa manusia. Di institusi pendidikan tinggi berbasis agama Islam, untuk mencegah momok plagiarisme tersebut, sejak 27 Desember 2017 Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Dit. PTKI) sudah menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 7142 Tahun 2017 Tentang Pencegahan Plagiarism di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengendalikan penerbitan karya ilmiah agar sesuai dengan ketentuan dan etika akademik adalah pemanfaatan aplikasi pendeteksi kemiripan (similarity check/ detection). Software jenis ini diyakini lebih efektif dibandingkan dengan deteksi plagiarisme secara manual. Persoalannya, aplikasi ini sangat banyak ragamnya dan harganya juga tidak murah. Sudah pasti, pemilihan aplikasi ini harus mempertimbangkan banyak hal. Contohnya, kemampuan deteksi, basis data, dan, tentu saja, harga.

Sudah lama Sabarun, M.Pd., Kepala Lembaga Penjaminan Mutu IAIN Palangka Raya berdiskusi dengan Abdul Syahid, Editor-in-Chief Jurnal Transformatif – Sinta 4 yang tengah meneliti plagiarisme,  tentang aplikasi pendeteksi plagiarisme ini. Siang itu, ia berinisiatif untuk membeli software pendeteksi pendeteksi kemiripan, yakni Plagiarism Chekcker X versi Pro. Aplikasi ini dipandang mampu mendeteksi kemiripan isi dokumen yang diunggah dengan berbagai dokumen yang dipublikasikan secara daring. Meskipun harganya relatif terjangkau, sekitar US$40, kinerjanya telahdibuktikan oleh berbagai kampus di dalam dan luar negeri. “Saat berkunjung ke UIN Sunan Kalidjaga, Yogyakarta, kami diberitahu bahwa pengelola di sana menggunakan Plagiarism Checker, “ tutur Abdul Syahid, “bahkan Ohio University juga termasuk pengguna aplikasi ini.”

Rabu siang itu, di ruang Jurusan Pendidikan Bahasa, Sabarun, M.Pd. dan Abdul Syahid melakukan instalasi dan mengoperasikan software tersebut. “Alhamdulillaah, “ seru Kepala LPM saat melihat laporan keaslian dokumen yang diunggahnya hanya 10%. Selain online plagiarism, fitur lain yang dicoba adalah Side by Side Comparison (pemeriksaan dua dokumen) secara luring. Perangkat lunak ini pun juga bisa dipakai untuk memeriksa kemiripan beberapa dokumen sekaligus (CrossCheck Multiple Documents). Fitur seperti ini sulit ditemukan pada peranti lunak lain, yang boleh jadi, lebih mahal.

Memang harus diakui, Plagiarism Chekcker X versi bajakan bisa diperoleh dengan gampang di dunia maya. Toh, Sabarun, M.Pd. tidak tergiur menggunakan versi illegal tersebut. “Kalau tidak keliru, sejak 2005 Majelis Ulama Indonesia sudah berfatwa bahwa haram hukumnya menggunakan software bajakan,” ujarnya. Dosen penyabar ini rencananya menggunakan aplikasi ini untuk memeriksa karya-karyanya sendiri. Toh, ia juga bersedia membantu civitas academica IAIN Palangka Raya yang berminat memeriksa karya tulisnya. Termasuk, untuk melakukan cek kemiripan dokumen akreditasi yang memang menjadi tanggung jawab Lembaga Penjaminan Mutu.

 

You may also like

Leave a Comment

HUMAS/AUAK

IAIN PALANGKA RAYA

Kampus Itah News

Fakultas

Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya

COPYRIGHT © 2018-2023 HUMAS IAIN PALANGKA RAYA

PROUDLY POWERED BY TEKNO HOLISTIK