IAIN Palangka Raya – Salah seorang dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya berhasil meraih gelar profesor di usia 39 tahun. Hal ini membuat Prof. Dr. Ahmad Dakhoir, S.H.I., M.H.I yang mengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam menjadi guru besar termuda IAIN Palangka Raya. Hal ini tercantum dalam Keputusan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor: 66073/MPK.A/KP.05.01/2021 tanggal 28 September 2021. Prof. Dr. Ahmad Dakhoir, S.H.I., M.H.I resmi memperoleh gelar Guru Besar (Professor) Bidang Ilmu Hukum Perdata Islam terhitung mulai 1 September 2021.
Hal ini menjadi bukti bahwa IAIN Palangka Raya terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) tenaga pengajarnya. Salah satunya dengan mencetak profesor muda untuk peningkatan jumlah guru besar di kampus tersebut. Prof. Dakhoir adalah Profesor ketiga yang ada di IAIN Palangkaraya.
Prof. Dr. Ahmad Dakhoir, S.H.I., M.H.I biasa dipanggil dengan sebutan Dakhoir, lahir di Desa Terusan Tengah, Kabupaten Kapuas pada tanggal 7 Juli 1982. Beliau merupakan anak ke 3 dari pasangan Choirul Anam dan Ibu Syarifah, nama istrinya adalah Ika Nurhartanti, dan telah dikaruniai 2 orang putra-putri yaitu pertama Nurin Almadina, dan kedua Bilhaq Ahmad Balya.
Prof. Dakhoir merupakan wisudawan terbaik dengan nilai cumlaude lulusan STAIN Jember saat itu. Menjadi dosen di STAIN Palangkaraya (sekarang IAIN Palangka Raya) tidak membuatnya puas untuk berhenti menuntut ilmu. Prof. Dakhoir pun melanjutkan studi S2 nya di UIN Sunan Ampel Surabaya pada tahun 2008-2010, beliau pun lulus sebagai wisudawan terbaik dengan perolehan nilai cumlaude. Pada tahun 2012-2014, beliau berhasil meraih gelar doktor Ilmu Hukum Ekonomi Syariah di Universitas Brawijaya Malang dengan memperoleh nilai cumlaude dan dinobatkan sebagai lulusan terbaik.
Tidak hanya menjadi dosen di IAIN Palangka Raya, Prof. Dakhoir pun kerap kali mengajar di berbagai perguruan tinggi lainnya yang berada di Kalimantan Tengah. Beliau juga sering menjadi pembicara dalam berbagai konferensi, baik nasional maupun internasional. Seperti misalnya ke Chiba University dan Kyoto University Japan tahun 2015 dan 2016, Lyon University Paris tahun 2017, Vriej Universiteit Amsterdam Netherlands tahun 2017, RWTH Acheen University Germany tahun 2017, UUM Malaysia tahun 2018, Fattani University Thailand tahun London UK tahun 2018, Cambridge University Inggris tahun 2018, dan NUS Singapore tahun 2018, King Abdul Aziz University Jedaah Saudi Arabia tahun 2018, Durham Business School, serta beberapa negeri lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Satu tambahan guru besar diharapkan bisa membawa suasana baru dan perubahan yang positif bidang akademik di IAIN Palangka Raya. (MA/DA)