IAIN Palangka Raya – Senin (26/09/2022), diadakan sebuah program internasional yang dinaungi oleh dua lembaga asosiasi yaitu Persatuan Mahasiswa Bahasa Arab se-Indonesia (ITHLA) dan lembaga kursus bahasa Arab bertaraf internasional yaitu (Naatiq). Program ini dibuka melalui dua jalur seleksi, satu jalur melalui ITHLA dan jalur lainnya melalui Naatiq. Kriteria para peserta yang mengikuti kegiatan ini antara lain difokuskan kepada mahasiswa berlatar pendidikan bahasa Arab mulai dari S1-S2 se-Indonesia.
Program ini bermula pada sebuah ide dan gagasan tentang bagaimana menebarkan bahasa Arab di kancah internasional. Mengingat bahasa Arab merupakan salah satu bahasa asing dan saat ini popularitasnya sedang diperhitungkan, maka dari itu perlu usaha lebih untuk bisa menggaungkan bahasa Arab serta memberikan pengalaman kepada mahasiswa bahasa Arab di Indonesia tentang bagaimana perkembangan bahasa Arab di luar sana. Salah satu usaha itu di tuangkan dalam kegiatan internasional ini.
Kegiatan pada program ini berfokus pada pengenalan budaya akademik kampus dan pengabdian pembelajaran bahasa Arab di Singapura dan Malaysia. Kegiatan ini berlangsung selama kurang lebih 2 minggu yaitu dari tanggal 26 September s.d 11 Oktober 2022.
Khoeriyah Ajeng Prasasti merupakan salah satu peserta yang berhasil lolos seleksi pada program tersebut melalui jalur ITHLA. Mahasiswa yang kerap disapa Sasti tersebut merupakan mahasiswa sarjana Pendidikan Bahasa Arab semester 7 di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya. Sasti menjelaskan bahwa pada awalnya dirinya tidak menyangka bisa lolos seleksi karena pada saat itu ada banyak mahasiswa baik dari dalam maupun luar kalimantan yang mendaftar sedangkan kuota yang diterima hanya 4 orang saja. Bermodal usaha dan keyakinan akhirnya ia pun dinyatakan lolos seleksi dan menjadi bagian dari ke-empat orang yang diberangkatkan tersebut melalui jalur ITHLA. Kabar gembira itu lantas Sasti sampaikan ke pihak kampus dan tentunya langsung mendapat respon hangat dan positif dari pihak kampus. Mulai dari Ketua Program Studi, Dekan Fakultas hingga Rektor sangat bangga dan mendukung mahasiswa yang membuat harum nama kampus IAIN Palangka Raya.
Sasti mengatakan bahwa sebelum mulai kegiatan pengajaran bahasa Arab, para peserta kegiatan internasional terlebih dahulu diajak berkeliling mengunjungi beberapa lembaga dan kampus yang ada di Singapura dan Malaysia. Kunjungan pertama yaitu di Lembaga Muslim Convert Association of Singapore (MCAS) yang merupakan sebuah lembaga asosiasi yang menaungi para muslim mualaf di Singapura. Pada pertemuan ini, para peserta diberi wawasan tentang bagaimana pengenalan Islam kepada warga negara yang berada di negara berdominasi nonislam. Pada pertemuan ini juga berlangsung sebuah diskusi dengan tema “The Importance of Arabic Language to Understand Islam Of Muslim Converts” dimana menghantarkan kita pada pemahaman bahwa betapa penting pembelajaran bahasa Arab sebagai penunjang dalam mempelajari agama Islam, namun uniknya peserta yang mengikuti pelatihan bahasa Arab ini tidak hanya berasal dari para mualaf saja ada pula non islam yang juga ikut didalamnya.
Kunjungan selanjutnya yaitu adalah dua kampus ternama di Malaysia yakni Internasional Islamic University Malaysia (IIUM) dan Kolej Universiti Islam Antarbangsa Selangor (KUIS) namun saat ini sudah beralih nama menjadi Universiti Islam Antarbangsa Selangor (UIS). Pada saat mengunjungi IIUM, para peserta disambut oleh beberapa mahasiswa Indonesia yang kuliah disana, mereka menemui dan berdiskusi dengan salah satu organisasai mahasiswa yang ada disana. Organisasi tersebut bernama Islamic Studies Forum Indonesia (ISFI), pada pertemuan tersebut berlangsung sebuah diskusi tentang bagaimana peradaban Islam dibangung di Malaysia hingga berdirilah Kampus IIUM tersebut, tentu lagi-lagi hal tersebut tidak terlepas dari pengaruh bahasa Arab sebagai bahasa agama Islam.
Setelah berakhirnya sesi diskusi di IIUM, para peserta pergi mengunjungi UIS untuk melanjutkan sesi kunjungan ketiga. Di UIS para peserta mendapat sambutan hangat dari mahasiswa pengurus Majlis Perwakilan Pelajar (MPP) UIS yang jika di Indonesia dapat diartikan semacam BEM. Para peserta difasilitasi apartemen penginapan yang mewah dan nyaman untuk ukuran mahasiswa. Selama berada di UIS, para peserta bertemu dan berdiskusi dengan Islamic World Education, Scientific and Cultural Organization atau disingkat ICESCO. Pada pertemuan ini berlangsung diskusi antara para peserta kegiatan internasional dengan mahasiswa UIS dan Pejabat disana. Dr Mohammad Syukri bin Abd Rahman mantan timbalan/wakil rector UIS dalam persentasinya bahwa Pentingnya Bahasa Arab karena Bahasa Arab merupakan Bahasa untuk mempelajari Agama Islam.
Setelah berkahirnya kunjungan di dua kampus tersebut, para peserta melanjutkan perjalanan ke Pahang untuk melaksanakan kegiatan selanjutnya yaitu menjadi seorang pengajar bahasa Arab di Ma’had Bahasa dan Ilmu Qur’an (MaBIQ) di daerah Pahang, Kuantan Malaysia. Program inilah yang menjadi inti dari kegiatan internasional, dimana para peserta dituntut untuk bisa meningkatkan semangat para santri khususnya dalam mempelajari bahasa Arab. Para peserta termasuk Sasti pada saat itu aktif memberikan berbagai permainan edukatif terkait bahasa Arab agar para santri tidak bosan dan gembira selama mempelajari bahasa Arab.
Kegiatan pengajaran bahasa Arab ditutup dengan kegiatan pentas seni yang dipersembahkan oleh para santri dan peserta kegiatan internasional. Pentas seni ini menjadi akhir dari kegiatan internasional, kegiatan ini diisi oleh sambutan, penampilan dan penyerahan kenang-kenangan untuk para peserta kegiatan internasioanl. Ustadz Abdul Rahim selaku pengurus MaBIQ mengaku sangat berterimakasih kepada para peserta yang telah memberikan tenaga dan ilmunya kepada para santri disini, beliau berharap lain kali dapat berjumpa lagi di lain kesempatan. Melalui program ini Sasti menjelaskan juga pada kami bahwa semasa berada di negara orang, ia banyak sekali mendapat pengalaman dan relasi pertemanan yang membuatnya semakin semangat dalam meraih prestasi-prestasi lainnya. Ia berhasil membangun kerjasama antara kampusnya yaitu IAIN Palangka Raya dengan pihak MaBIQ melalui penandatanganan MoU kedua belah pihak. Dan juga ia berhasil mendapat kesempatan beasiswa belajar di Naatiq setelah program ini selesai. Pesannya kepada sesama mahasiswa yang saat ini tengah menempuh masa kuliahnya, tetaplah memaksimalkan peran dimanapun kalian berada karena kita tidak tau peran manakah yang akan menghantarkan kita pada kesuksesan. Terima kasih Sasti. Bangga kuliah di IAIN Palangka Raya! (KAP/editor MA)