Semarang – Dosen dari IAIN Palangka Raya, Lisnawati, S.H., M.H., menjadi salah satu pembicara utama pada sesi paralel kedua di Gedung Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo Semarang (02/02). Lisnawati mempresentasikan paper berjudul “Modernizing Divorce in Courts: How to Realize Justice in Diverse Geographical Conditions?”.
Dalam papernya, Lisnawati mengambil fokus pada permasalahan yang dihadapi oleh individu yang ingin bercerai, terutama dalam konteks kendala geografis yang dapat menghambat akses keadilan.
Dalam analisisnya, Lisnawati menyoroti tantangan nyata yang dihadapi oleh individu yang tinggal di daerah terpencil atau memiliki keterbatasan akses terhadap fasilitas hukum. Kendala-kendala tersebut mencakup keterbatasan program dan anggaran, konektivitas internet yang kurang memadai, serta kurangnya kesadaran masyarakat terkait proses perceraian.
Salah satu ide yang diajukan oleh Lisnawati adalah kajian lebih lanjut terkait isbat talak sebagai alternatif dalam memodernisasi proses perceraian. Ide ini merupakan solusi yang paling tepat berdasarkan kondisi geografis yang beragam, dimana tidak semua individu memiliki akses yang sama terhadap sistem peradilan.
Lisnawati tidak hanya membuka wawasan terkait isu perceraian modern di berbagai kondisi geografis, tetapi juga memotivasi perbincangan lebih lanjut mengenai inovasi dalam sistem peradilan untuk mencapai keadilan yang lebih merata.