Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) IAIN Palangka Raya kembali menyelenggarakan International Professor Visiting bertema kajian Mustholah Hadis. Kegiatan ini berlangsung selama lima hari, mulai dari 15 hingga 19 Desember 2024, dengan menghadirkan dua narasumber yaitu Prof. Dr. Alawi Hamed Mohammed, seorang pengarang kitab Mustholah Hadis sekaligus Guru Besar Universitas Hadhramaut dan pendiri Ma’had Dar Alhadith di Tarim, Yaman, serta Ustadz Fajriannur, alumni Pondok Pesantren Hadhramaut, Yaman, yang kini menjadi salah satu pengasuh Pondok Pesantren Anwarul Yaqin di Kota Palangka Raya.
Acara ini diikuti oleh 152 peserta yang terdiri dari mahasiswa FUAD dan FTIK. Dalam pembukaan kegiatan yang berlangsung di Aula Asmaul Husna, Gedung Bundar IAIN Palangka Raya, Dekan FUAD, Dr. M. Ali Sibram Malisi, M.Ag, menyampaikan rasa bangganya atas berbagai pencapaian akademik yang telah diraih FUAD.
“FUAD terus berupaya mencetak sejarah dengan berbagai kegiatan unggulan, mulai dari seminar nasional dan internasional, penerjemahan Al-Qur’an ke dalam Bahasa Dayak Ngaju, hingga penelitian kolaboratif internasional. Hari ini, kita kembali membuktikan komitmen itu melalui International Professor Visiting, yang menghadirkan seorang akademisi, pengarang kitab, dan seorang Habib dari Yaman. Semoga acara ini tidak hanya menambah wawasan tetapi juga menghadirkan keberkahan bagi kita semua,” ujar Dr. Ali.
Acara ini secara resmi dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama, Dr. Ahmadi, M.Pd, mewakili Rektor IAIN Palangka Raya. Dalam sambutannya, Dr. Ahmadi mengungkapkan rasa syukur dan apresiasinya terhadap terselenggaranya kegiatan ini.
“Kegiatan ini menjadi salah satu wujud nyata implementasi kerja sama internasional yang telah dirintis oleh IAIN Palangka Raya, khususnya dalam bidang akademik. Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat besar bagi para mahasiswa dan memperkuat hubungan akademik dengan institusi internasional,” ungkap Dr. Ahmadi.
Sebagai narasumber utama, Prof. Dr. Alawi Hamed Mohammed berbagi pengetahuan mendalam tentang Mustholah Hadis, memberikan wawasan mengenai metode memahami dan menganalisis hadis dalam konteks modern. Sementara itu, Ustadz Fajriannur menambahkan perspektif dari pengalamannya dalam pengajaran hadis di Yaman dan Indonesia.
