Oleh: Ahmad Dakhoir (PPIH Kloter BDJ 3)
Ada 2 tatapan yang sangat tajam ketika berada di tanah haramain. Pandangan pertama, ketika menatap dan melihat anak-anak yang lucu dan gemoy ceria di haramain. Dan tatapan kedua, adalah ketika melihat sosok lansia. Dua obyek ini betul-betul menyita perhatian publik khususnya di tanah haram.
Tatapan pertama, adalah naluri manusia yang selalu senang melihat anak-anak. Reaksi yang diberikan pun beragam, ada yang memberi hadiah, makanan, cemilan, memeluk dll.
Yang tidak kalah menarik selanjutnya, adalah tatapan jamaah kepada lansia. Setiap ada lansia, berjalan terseok, apalagi berkursi roda, sontak menjadi fokus perhatian.
Untaian simpati, mengalir bereaksi dalam wujud kepedulian, memberikan jalan, turut mendorong, menggendong, menghibur hingga memberikan semangat dan salut kepada yang mendorong dan menggendong itu.
Itulah lansia, sosok dewasa yang telah memiliki penurunan kognitif, namun termulyakan di tanah haram ini. Semangat memulyakan lansia harus terus dikobarkan, di kampanyekan kepada semua petugas dan jamaah yang masih kuat dan jamaah yang sehat.
Besar pahala, ganjaran memulyakan para lansia. Tidak hanya itu, jaminan pengayoman dan perlindungan dari Allah SWT kepada lansia juga bernilai jariyah, yang terus mengalir dan membalas kebaikan bhakti kepada lansia, hingga yang mengurus lansia tersebut tua dan berganti pemuda/pemudi selanjutnya yang mengurusnya. Nabi Muhammad SAW bersabda, yang artinya: “Tidaklah seorang pemuda/pemudi memulyakan orang tua yang lansia, melainkan Allah akan menghadirkan untuknya orang yang memulyakan dirinya dimasa tuanya”.
Semoga kita semuanya dapat memulyakan makhluk Allah SWT yang bernama lansia. Siapa tahu, kemabruran petugas dan jamaah, ada yang disebabkan karena pengabdian yg tinggi dan terhadap para lansia. Terus semangat para petugas haji Indonesia untuk mengawal para lansia Indonesia. Wallahualam bishshawab.
