IAIN Palangka Raya (Rektor) – Di alam demokrasi seperti sekarang ini, siapapun dibolehkan untuk berpendapat terkait masalah virus Corona (Covid-19). Saya mengamati ada pendapat yang cenderung tektualis (Bayani) dengan mengandalkan narasi keagamaan yang literalis dan rigid kepada teks Al-Qur’an dan Hadist, serta pendapat ulama, tanpa melihat kepada konteks.
Disisi lain ada juga pendapat yang cenderung kontekstualis (Burhani) yang memadukan teks agama dan konteks kenyataan di masyarakat. Kalau perbedaan pendapat dalam masalah praktik ibadah seperti salat (ibadah mahdhah) yang termasuk tanawwu’ul ibadah (bermacam cara ibadah), agaknya masih dipahami dan ditoleransi.
Tapi kalau perbedaan pendapat itu menyangkut cara pencegahan virus corona yang dapat menyerang dan mematikan manusia, maka perlu diarahkan ke pemikiran kontekstual dengan menyatukan teks Al-Qur’an dan Hadist, narasi keagamaan para ulama, narasi kesehatan pendapat ahli kedokteran, dan aturan protokoler pemerintah. Di sinilah sejatinya pentingnya kita menuju Moderasi Beragama, khususnya dalam memandang pencegahan berkembangnya virus corona (Covid-19). (Khairil Anwar)
