Home Buletin Selalu di Arafah (14): Kalteng Bercahaya dan Menyala

Selalu di Arafah (14): Kalteng Bercahaya dan Menyala

by Humas IAIN Palangka Raya
0 comment 242 views

Oleh: Ahmad Dakhoir (PPIH Kloter BDJ 3)

Jam 02.00 dini hari, selasa 25 juni 2024, menjadi malam terakhir jamaah haji BDJ 3 dari Kalteng tinggal di Kota Suci Makkah. Jamaah Kalteng yang terbang pertama kali pada 15 mei 2024, sekaligus menjadi kloter pertama yang akan kembali ke Tanah Air, memancarkan wajah kegembiraan setelah 41 hari melaksanakan prosesi ibadah haji di Tanah Suci.

320 jamaah haji yang berasal dari kabupaten Kapuas dan Barito Utara ini dengan semangat menaiki bus menuju Jeddah.

Banyak kisah yang menarik, seputar kepulangan jamaah haji. Jamaah haji merupakan duta agama Islam yang merepresentasikan kesempurnaan 5 rukun islam. Jamaah haji dianggap mampu dan telah berhasil menempatkan semua ajaran dan nilai-nilai islam di pundak seorang pak haji dan bu haji. Inilah amanah terbesar predikat seorang haji yang mabrur.

Selanjutnya, gelar haji mabrur yang tak henti dilangitkan, akan membawa pengaruh tersendiri bagi keluarga dan masyarakat. Derajat haji mabrur menjadi cahaya yang terus menyala hingga pelaksanaan haji berikutnya. Predikat ibadah yang diganjar dengan surga, terus menjadi kesungguhan doa para jamaah. Harapan inilah yang terus ditunggu oleh jamaah selanjutnya.

Yang tidak kalah penting adalah, aura tersembunyi di balik wajah pak haji dan bu hajah. Pengakuan salah satu jamaah haji yang dulu pernah menjadi pengantar jamaah calon haji, menarik untuk diulas. Menurutnya, dulu ketika menyambut para haji yang baru selesai melaksanakan ibadah, wajah-wajah mereka cahaya yang luar biasa.

Mungkin itu semua bekas sujud, bekas doa-doa, mengaji, berdzikr yg dipanjatkan di Tanah Haram. Tanah Haram, Makkah dan Madinah betul-betul menjadikan jamaah yang berada di atasnya menjadi ikut mulia, karena kesuciannya.

Untuk menilai kadar kemuliaan sebuah daerah, Nabi Muhammad SAW ketika hijrah dari Makkah dan hampir tiba di Madinah, Nabi membuka penutup wajah beliau, membiarkan debu-debu kota Madinah menerpa wajah beliau. Beliau kemudian berkata, setiap butir debu kota Madinah adalah obat. Dengan kalimat tersebut, Rasulullah ingin mengangkat derajat kota Madinah hampir sama sucinya dengan kota suci Makkah. Jika Madinah saja sesuci itu, tentu lebih suci lagi kota Makkah Almukarramah.

Cahaya yang menjadi harapan masyarakat Kalteng itulah yang ditunggu. 320 jamaah haji ini harus menjadi duta kebaikan, duta kemajuan, dan yang tidak boleh dilupakan adalah menjadi duta sosial, dermawan, menyiarkan kebaikan, dan menebarkan perdamaian.

Mudah-mudahan 320 jamaah haji dari Kalteng diberikan predikat haji yang mabrur semua, selamat semua, lancar semua, sukses semua, dan pulang menjadi teladan kesalehan sosial di daerah masing-masing. Amin Amin ya Robbal Alamin.

You may also like

HUMAS/AUAK

IAIN PALANGKA RAYA

Kampus Itah News

Fakultas

Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya

COPYRIGHT © 2018-2023 HUMAS IAIN PALANGKA RAYA

PROUDLY POWERED BY TEKNO HOLISTIK