Home Buletin Menuju Arafah (10): Keistimewaan Wukuf

Menuju Arafah (10): Keistimewaan Wukuf

by Humas IAIN Palangka Raya
0 comment 522 views

Oleh: Ahmad Dakhoir (PPIH Kloter BDJ 3)

Hari ini adalah hari tarwiyah 8 dzulhijjah. Hampir seluruh jamaah haji dunia, berangsur-angsur, penuh semangat, keceriaan, memenuhi seruan-Nya menuju padang arafah.

Besok 9 dzulhijjah mulai ba’da dzuhur hingga terbenam matahari, adalah hari dimana tamu dengan tuan rumah akan bertemu, dan berinteraksi penuh rahmat dan kasih sayang.

Tamu memanggil-manggil yang menyeru, Sang Penyeru berbangga-bangga kepada malaikat-Nya, atas tamu-tamunya yang telah berdatangan di padang arafah ini.

Arafah adalah setengah hari yang penuh makna. Seluruh jamaah haji yang menuju arafah, menitipkan pesan besar, yaitu satu tujuan, satu harapan, dan satu kebaikan untuk bangsa, saudara, keluarga, orang tua, suami, istri, anak dan keluarga yang mendahului kita.

Di hari yang penuh makna, dimana tidak ada doa yang tertolak, tidak ada dosa yang tak terampuni. Banyak kisah spiritual, yang dapat menggambarkan begitu cepatnya doa-doa dikabulkan.

Ketika Gus Dur bersama KH Zainudin MZ menjadi pimpinan kloter menuju di arafah, ada jamaah yang saat itu bertanya kepada beliau, “Apakah semua doa di arafah pasti Allah ijabah?”. Beliau-beliau menjawab iya semua doa dikabulkan.

Kemudian jamaah itu bertanya, “Aku rindu dengan ayahku yang telah meninggal dunia, apakah aku bisa bertemu dengan ayahku?”. Beliau-beliau menjawab, Allah mengabulkan semua doa di arafah, dan sangat cepat ijabah-Nya itu.

Jamaah itu kemudian bergegas, bermunajat, kepada Allah meminta dengan penuh kesungguhan agar dipertemukan ayahnya yang telah meninggal dunia. Setelah berdoa, ternyata orang tuanya menepuk pundaknya dari belakang.

Kemudian orang tuanya berkata, “Terimakasih ya nak, engkau telah mendoakanku”. Melihat ayahnya yang datang jamaah itu kaget, sungguh benar-banar ayah yang datang. Seketika jamaah itu pingsan melihat peristiwa yang baru dirasakannya.

Selain qabul dan cepatnya doa terangkat, arafah menjadi screening tabiat dan watak manusia. Pada saat wukuf, ada saja kita melihat jamaah yang sering dan bolak balik ke WC, sering dan bolak balik makan, ada pula yang setiap saat berbicara dan berbicara, dan ada pula yang tunduk berdzikir, bermunajat, shalat dan shalat. Pemandangan itu akan ditemui di wukuf arafah.

Alhasil, dengan tiba saatnya wukuf besok, ayo kita manfaatkan wukuf ini menjadi moment interaktif dengan Allah SWT, dan Rasulullah SAW sebanyak-banyaknya. Dengan dzikir, sholat, shalawat, bertaubat, dan terus mengabdi gotong royong saling menolong antar jamaah lainnya. Insya Allah pahala pengabdian-pengabdian itu akan kembali kepada kita lagi.

Wukuf adalah pemberhentian. Sepanjang apapun umur kita, pasti akan berujung dipemberhentian. Kita semua akan wukuf, berhenti dalam kehidupan ini dan berpindah kepada kehidupan yang lain (akhirat). Semoga Allah jadikan jamaah haji tahun 2024 ini menjadi haji yang mabrur, seluruh doa dikabulkan dan dosa terampuni. Amin amin ya robbal alamin. Wallahualam bishshawab.

You may also like

HUMAS/AUAK

IAIN PALANGKA RAYA

Kampus Itah News

Fakultas

Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya

COPYRIGHT © 2018-2023 HUMAS IAIN PALANGKA RAYA

PROUDLY POWERED BY TEKNO HOLISTIK