Home Mimbar Jum'at MATA TAK DISENTUH NERAKA

MATA TAK DISENTUH NERAKA

by Humas IAIN Palangka Raya
0 comment 7.3K views

Oleh Akhmad Supriadi

Salah satu panca indera manusia yang memiliki fungsi sangat vital adalah mata. Mata merupakan alat pencerap yang kemudian memerintahkan atau mengirimkan sinyal ke otak dan hati manusia yang kemudian melahirkan respon yang mempengaruhi sikap dan perbuatan manusia. Separuh dari aktifitas kita boleh jadi sangat bergantung dari bantuan mata—baik membaca, menonton, memperhatikan sesuatu atau seseorang dan lain sebagainya.

Al-Quran banyak menyebut bahwa telinga sebagai alat audio (mendengar: afalayasma’un—yastami’un), mata sebagai alat visual (melihat, memperhatikan: afala yanzhurun, afala tubshirun, alam tara, dan lain sebagainya) serta otak dan hati sebagai alat untuk merasa, merenung dan berpikir (afala ya’qilun, afala yatadabbarun, La Yafqahun, la Yasy’urun, dan lain-lain) merupakan “tiga serangkai” organ tubuh yang memiliki peran vital dalam menentukan arah dan langkah perbuatan manusia baik positif maupun negatif.

Begitu dahsyatnya peran mata bagi kehidupan seorang muslim, Rasulullah saw pernah bersabda: “Ada tiga pasang mata yang tidak akan terlihat kelak di dalam neraka: mata yang (tidak tertidur) atau terjaga di jalan Allah;mata yang menangis karena takut kepada Allah;  dan mata yang ditutup atau dijaga dari apa yang diharamkan Allah.” (HR. ath-Thabrani, Ibnu ‘Asakir dan al-Khila’i dalam Kitab al-Fawa’id, Majma al-Zawa’id dan Mu’jam al-Kubra)

Matapertama, yang tidak disentuh neraka adalah mata yang (tidak tertidur) atau terjaga demi perjuangan di jalan Allah (‘ainun harasat fī sabīlillah). Pada masa Nabi, para sahabat bersama Nabi tidak karuan tidur berhari-hari bahkan berbulan-bulan menahan kantuk ketika berperang membela agama Allah dan kehormatan serta keselamatan umat Islam. Pada masa sekarang, boleh jadi para polisi, tentara, penjaga keamanan yang bekerja siang dan malam demi menjaga keamanan dan memberi kenyamanan masyarakat agar dapat tidur nyenyak sertaaman beribadah, juga  menjaga fasilitas umum dan barang milik negara agar tetap aman dapat dikategorikan sebagai mata yang tidak tidur dan lelah karena berjuang di jalan Allah.

Hadis ini juga mencakup mereka yang bekerja membanting tulang di malam hari di mana mereka tidak tidur demi mencari nafkah agar anggota keluarga mereka tetap dapat menikmati rezeki yang halal, tidak menjadi peminta-minta atau mencuri serta  agar anak-anak mereka tetap bisa menikmati pendidikan. Bukankah makna fi sabilillah tidak hanya berperang secara fisik, namun juga memerangi kemiskinan, kebodohan, kejahatan dan lain sebagainya yang menjadi musuh bersama.

Mata kedua, adalah mata yang menangis karena takut kepada Allah. Air mata yang keluar di saat shalat, saat berdoa atau saat saat mengingat dosa adalah symbol penyesalan dan taubat seorang hamba dari berbagai amcam maksiat dan dosa yang pernah dilakukannya:Dan mereka menyungkur atas dagu-dagu/ menyungkurkan muka-muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’. (QS. al-Taubah [9]:82). Saat usia manusia telah beranjak senja, saat itulah yang paling tepat bagi seseorang untuk banyak merenung dan menangisi segala dosa dan maksiat yang pernah dilakukan di masa lalu, seperti disindir dalam al-Quran: ”Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.(QS. al-Taubah [9]:82).

Rasulullah saw pernah berkata:“Tiada sesuatu yang lebih dicintai Allah swt daripada dua tetesan dan dua bekas. Dua tetesan itu ialah  tetesan air mata karena takut kepada Allah dan tetesan darah yang mengalir demi membela agama Allah. Adapun dua bekas yaitu bekas luka dalam perjuangan di jalan Allah dan bekas dalam mengerjakan amalan fardhu yang ditetapkan Allah” (HR. imam at-Turmudzi)

Dua orang peneliti asal AS dan Jerman yang melakukan riset terhadap air mata menemukan fakta bahwa air mata yang keluar disebabkan karena emosi atau perasaan tertentu [misalnya rasa takut kepada Allah, rasa gembira, rasa haru dan lain-lain] ternyata memberikan efek kesehatan secara mental dan fisik karena air mata tersebut mengeluarkan toksin atau racun tertentu. Sedangkan  air mata yang keluar tanpa disebabkan emosi atau perasaan tertentu misalnya karena bawang atau terpercik sesuatu, terkena asap dan lain-lain justru tidak mengandung racun atau toksin. Hal ini menunjukkan bahwa tangisan seseorang akibat perasaan atau emosi tertentu akan memberikan efek kesehatan dan rasa lega secara psikologis dengan keluarnya air mata.

Suatu saat, Uqbah bin “Amir—seorang sahabat, bertanya kepada Rasulullah saw.: “Wahai Rasulullah apakah keselamatan itu? Rasulullah saw menjawab: “Tahanlah atau kendalikanlah lisan/ ucapanmu, lapangkanlah rumahmu untukmu (maksudnya merasa tentram di dalamnya) dan tangisilah kesalahan-kesalalahanmu.”  (HR. imam at-Turmudzi).

Ketiga, adalah mata yang terjaga dari hal-hal yang diharamkan Allah SWT. Memandang lawan jenis yang bukan muhrim dengan pandangan syahwat adalah salah satu hal yang diharamkan AllahSWT. Di era digital, dan melimpahnya informasi baik melalui berita online, facebook, whatsapp, instagram dan lain-lain, dapat menajdi sumber maksiat. Dalam konteks ini, dua pasang mata kita menjadi media yang amat dominan dan vital ketika membaca dan menyaksikan beragam informasi tersebut. Oleh sebab itu, Allah SWT mengingatkan:Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat; Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya. (QS. an-Nur [24]:30)

“Hendaklah kamu menjamin padaku enam [6] perkara,”Kata Nabi saw.” niscaya aku menjamin surga bagimu: Jujurlah apabila berbicara, sempurnakanlah apabila kamu berjanji, tunaikanlah amanah apabila kamu diberi amanah,  jagalah kemaluan, tundukkanlah pandangan dan tahanlah tanganmu (dari hal-hal yg tidak baik)” (HR. Thabrani). Semoga mata yang dianugerahkan Allah swt kepada kita menjadi penyebab dijauhkannya kita dari jilatan api neraka. Amin.

You may also like

HUMAS/AUAK

IAIN PALANGKA RAYA

Kampus Itah News

Fakultas

Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya

COPYRIGHT © 2018-2023 HUMAS IAIN PALANGKA RAYA

PROUDLY POWERED BY TEKNO HOLISTIK