Oleh Dr. Muslimah, M.Pd.I
Beberapa hari lagi kita akan bertemu dengan bulan Ramadhan, bulan yang diturunkannya kitab suci al-Quran, bulan yang penuh dengan ampunan dan keberkahan. Dulu para sahabat dan tabi’in senantiasa memanjatkan do’a agar di pertemukan kembali dengan bulan Ramadhan. Berapa tahun usia kita sekarang? sejumlah itu pula kita bertemu dengan Ramadhan. Tetapi, apakah kita sudah benar-benar memanfaatkan Ramadhan sebagai sarana untuk berfastabiqul khairat dalam beramal shalih, sehingga mampu menjadi manusia yang bertaqwa.
Seorang ulama sufi pernah berkata tentang pengaruh taqwa bagi kehidupan seorang muslim: “Dengan bertaqwa, para kekasih Allah bisa terlindungi dari perbuatan tercela, dalam hatinya diliputi rasa takut kepada Allah, menyebabkannya senantiasa terjaga di malam hari untuk beribadah, lebih suka menahan kesusahan dari pada mencari hiburan, rela merasakan lapar dan haus, merasa dekat dengan ajal sehingga mendorongnya untuk memperbanyak amal kebajikan”. Taqwa merupakan kombinasi kebijakan dan pengetahuan, serta gabungan antara perkataan dan perbuatan.
Setelah membersihkan hati melalui tobat nashuha, meminta ampun dan maaf atas dosa yang pernah diperbuat dan berjanji tidak mengulangi. Selanjutnya, paling tidak ada menyiap tiga hal berikut sebagai bekal menyongsong Ramadhan:
Keimanan. Segala aktifitas ibadah yang dilakukan harus disadari bahwa itu adalah perintah Allah, dan hanya karena Allah melaksanakan perintah-Nya. Sebagaimana Nabi saw bersabda “Barang siapa berpuasa di bulan suci itu dengan beriman dan mengharap pahala dari sisi Allah maka diampuni segala dosa yang telah ia lakukan”. Itulah balasan Allah terhadap orang yang beribadah dilandasi keimanan. Hanya Allah yang tau ibadah puasa seseorang dan hanya Allah yang memberikan penilaian, sehingga kualitas ibadah puasa seseorang tidak bisa diukur oleh orang lain bahkan oleh dirinya sendiri. Jadi, melaksanakan puasa berlandaskan iman adalah keharusan yang mutlak jika ingin ibadah diterima Allah swt.
Ghirah beribadah. Tidak puas dengan yang baik jika masih bisa meraih yang lebih baik, ini berlaku untuk berlomba-lomba beribadah kepada Allah, terlebih di bulan suci Ramadhan yang pahalanya dilipatgandakan bisa dijadikan sebagai motivasi beribadah. Setiap muslim haruslah beraktivitas yang bernilai produktif. Bukanlah nilai ibadah yang berbentuk materi semisal bisnis yang mendapatkan nominal uang sebagai keuntungan. Bukan juga nilai ibadah untuk mendapatkan akhlak baik yang hanya dirasakan jika melakukan akhlak terpuji. Bukan pula nilai ibadah bersifat manusiawi yang harus diraih jika menolong sesama manusia tanpa memandang agama, keturunan, ataupun strata. Akan tetapi adalah nilai ibadah yang bersifat ruhiyah, yaitu taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah).
Pemahaman yang benar. Hendaknya menjadikan ibadah puasa dan ibadah lainnya di bulan suci Ramadhan tidak hanya sekedar ikutan-ikutan dan rutinitas. Oleh karenanya perlu pemahaman yang benar sebelum melaksanakan. Misalnya bagaimana tata cara berpuasa, hukum-hukumnya, amalan-amalan sunnahnya, dll. Zaman now ini semuanya sudah gampang di dapat, dengan membaca buku, mengikuti kajian di majelis ilmu/ melalui youtube dan media lainnya, dengan tetap memperhatikan keshahihannya agar tidak menyimpang.
Ketiga hal di atas harus selalu ada, selanjutnya melaksanakan ibadah Ramadhan karena iman, berlomba-lomba meraih yang terbaik, melalui pemahaman yang benar-benar sesuai dengan ketentuan Allah. Insya Allah akan meraih keridhaan Allah swt.
1.2K