Palangka Raya – Renungan malam Nishfu Sya’ban (8/4/2020). Sekarang kita berada di bulan Sya’ban, bulan kedelapan dalam kalender hijriyah. Dalam Kamus Lisanul Arab, kata Sya’ban terambil dari kata “syi’bun yang berarti jalan di atas gunung untuk mencari mata air. Sya’ban satu akar kata dengan sya’bun yang bararti kelompok suku yang memisahkan diri. Jadi, Sya’ban bisa diartikan “pemisahan” karena orang Arab yang bersuku-suku itu berpisah-pisah di bulan Sya’ban untuk mencari mata air. Itulah sebabnya Nabi Muhammad saw, sebelum menerima wahyu pertama di pertengahan bulan Sya’ban sudah mengisolasi diri berkhalwat di Gua Hira antara 30 sampai 40 malam sampai beliau menerima wahyu yang pertama surah Al-Alaq ayat 1-5. Hal ini disebutkan dalam kitab Hayatu Muhammad, karya Husen Haikal. Yang menarik bagi saya adalah Nabi Muhammad mengasingkan diri ke Gua Hira dimulai sejak bulan Sya’ban sampai masuk bulan Ramadhan untuk mencari petunjuk hidup. Di bulan Sya’ban sekarang ini, boleh jadi Allah swt memberikan hikmah, pelajaran, dan i’tibar bagi kita dengan adanya wabah Corona ini untuk mengisolasi diri di rumah masing-masing dengan memperbanyak tafakkur, berzikir, beristighfar, dan berdoa kepada-Nya. Mudah-mudahan Allah swt mengabulkan doa hamba-hamba-Nya yang sedang munajat istighatsah di malam Nishfu Sya’ban ini dengan menghilangkan wabah virus Corona dari bumi ini. Aamiiin.
1.6K