Home SosokMahasiswa Irnadia Andriani: Terlahir Biasa, Ingin Menjadi Luar Biasa

Irnadia Andriani: Terlahir Biasa, Ingin Menjadi Luar Biasa

by Humas IAIN Palangka Raya
0 comment 1.2K views

Assalamu’alaikum, demikian kata pembuka diucap. Bak kata pepatah, Tak Kenal Maka Tak Akung. Aku Irnadia Andriani, seorang wanita yang terlahir dari bahagianya pasangan suami suami-istri. Aku berasal dari desa terpencil di daerah Samuda, Kalimantan Tengah yang kemudian merantau ke kota besar, yakni Sampit. Berasal dari desa, terlebih dari keluarga biasa-biasa saja dengan orang tua sebagai petani dan ibu yang tidak bekerja tidak mematahkan semangatku untuk menguasai dunia. Aku ingin menguasai dunia, tapi tidak untuk tunduk pada dunia.

Semenjak SD, aku sudah memulai langkah untuk memperindah setiap lembar kehidupanku. Meskipun pertama kali tangis yang menghiasi, namun semua itu terbayar. Kelas 4 SD aku sudah diantarkan untuk mengikuti perlombaan tingkat provinsi Kalimantan Tengah. Walaupun belum berhasil ke Nasional, aku puas dengan pencapaian pertama ini.

Langkahku tidak hanya berhenti di situ. Aku juga berhasil menjuarai berbagai perlombaan seperti tahfidz 1 juz, ikrar santri, dan puitisasi Al-Qur’an.

Menaiki anak tangga selanjutnya, yaitu jenjang SMP juga tidak kalah menarik. Alhamdulillah, berkat karunia Allah aku banyak menorehkan dan menuliskan prestasi di lembar kehidupanku bab SMP. Misalnya pada cabang pidato bahasa Indonesia dan Arab, puisi bahasa Indonesia dan Inggris, bercerita bahasa Indonesia dan Inggris, Syarhil Qur’an, dan sebagainya. Alhamdulillah, bab SMP ini juga telah mengantarkan ku berlomba di tingkat nasional pada cabang pidato Bahasa Arab dan aku berhasil menduduki uratan ke-5. Sangat luar biasa. Dengan modal hanya keberanian, aku mampu. Sebagaimana diketahui sebenarnya aku tidak pandai bahasa arab. Man jadda wa jada, inilah mantra penguat setiap langkah.

Bab SMA, tidak kalah menarik bagiku. Pada bab ini, selain menjuarai berbagai bidang yang ku dapatkan di masa SMP. Aku juga berkali-kali bertanding ditingkat provinsi pada cabang syarhil Qur’an tiga tahun berturut-turut dan LCC 4 Pilar. Tapi yang sangat luar biasa cabang lomba diskusi cinta tanah air telah mengantarkanku menjejak tanah Jakarta, sebuah kota yang memang dari dulu ku dambakan. Di akhir tingkat SMA, yaitu pada kelas 3, aku menjadi 1 dari 136 peserta yang berhasil lolos seleksi Essai Duta DPR-RI Parlemen Remaja Nasional yang diikuti kurang lebih 6000 peserta. Sangat tidak disangka, nikmat Allah begitu luar biasa, sehingga aku kembali mampu menginjakkan kaki ke ibu kota Indonesia lagi dan berjumpa serta berjabat hangat dengan 136 peserta dari seluruh provinsi yang luar biasa.

Tidak hanya prestasi luar yang ku tulis di lembar kehidupanku, prestasi luar kelas juga. SMA saja misalnya aku tidak pernah membayar komite, sebab aku selalu juara umum. Dan diakhir, alhamdulillah aku menjadi peraih nilai UN tertinggi di Kabupaten Kotawaringin Timur.

Jenjang kuliah pun, juga tidak kalah luar biasa. Aku berhasil meraih juara 2 cabang makalah Qur’an di Sampit. Awalnya aku minder sebab banyak saingan yang luar biasa, seperti penulis berita, lulusan S2, guru, dan sebagainya. Hanya aku yang semester 2. Dengan bermodal yakin aku tempuh semua. Tidak hanya berhenti di situ aku pun melanjutkan lomba menulis ini di Tamiyang Layang, Kabupaten Barito Timur. Di tempat ini, hampir semua sudah menyelesaikan S1nya dan juga ada yang hampir menyelesaikan. Hanya aku mahasiswa semester 2. Tapi sekali lagi, itu tidak menjadikan ku patah semangat.

You may also like

HUMAS/AUAK

IAIN PALANGKA RAYA

Kampus Itah News

Fakultas

Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya

COPYRIGHT © 2018-2023 HUMAS IAIN PALANGKA RAYA

PROUDLY POWERED BY TEKNO HOLISTIK